Notification

×

Iklan

Iklan

Rakor Mitigasi Penanganan Bencana Gempa - Tsunami Digelar di Padang

06 Februari 2019 | 22:57 WIB Last Updated 2019-02-06T15:57:48Z

Padang --- Rapat Koordinasi Mitigasi - Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Sumbar bertempat di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar, Padang, pada Rabu 6 Feb 2019, dihadiri oleh Kepala BNPB, Gubernur dan Wagub Sumbar, Ketua DPRD Sumbar, para bupati dan  walikota, Korem, Danlantamal, Danlanud, Polda, para pakar gempa dan tsunami, serta beberapa media lokal dan nasional.

Pada kesempatan ini, disampaikan zona bahaya kegempaan berdasarkan analisis distribusi spasial B-value, hasil analisis tim Puslitbang BMKG, dimana ada 8 zona yang perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai.

Langkah-langkah mitigasi sudah disiapkan oleh BMKG, baik itu dari segi observasi, processing, diseminasi dan koordinasi dengan pihak terkait.

Saat ini sudah ada 5 UPT di Sumbar yang berperan dalam menyampaikan informasi MKKuG. Khusus untuk Sumbar, BMKG membangun mini regional Padang Panjang guna memfokuskan pengamatan khusus pada monitoring kegempaan yang dipicu dari sesar-sesar aktif yang ada di Sumbar.

Selain itu, untuk diseminasi informasi gempa dan tsunami, telah terinstall 15 Warning Receiver System (WRS) di BPBD Kab/Kota di Sumbar, juga di TNI AL Lantamal Padang.

Edukasi dan mitigasi juga perlu dibangun dengan kekuatan socio kultural, sebagai contoh Landslide Early Warning System yang telah dibangun oleh UGM dan telah menjadi acuan internasional ISO 22732 Guidline for Community Based Landslide Early Warming System.

Selain itu juga perlu diperkuat dengan sinergi Pentahelix (yang terdiri dari akademia/pakar, pihak swasta, masyarakat dan tokoh agama, pemerintah dan lembaga terkait, serta media).

Dalam kesempatan ini pula, secara simbolis antara BMKG dan Pemprov Sumbar, telah dilaksanakan serah terima rencana penempatan 50 unit EEWS (Earthquake Early Warning System) yang akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumbar.

EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa, dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gel P dan S. Sistem ini dapat bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital (misal Pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dll), dengan cara mematikan sistem kelistrikan/sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan. ( Ril/bd)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update