Agam - Kaum pelajar harus memiliki kepekaan dan kecerdasan terhadap politik. Jiwa nasionalisme hanya dapat dipupuk jika memiliki kepedulian yang tinggi terhadap politik.
Tidak hanya cerdas ilmu, pelajar juga harus melek politik. Untuk itu pelajar juga harus memahami ciri-ciri negara yang menganut azaz demokrasi yakni kebebasan memilih tidak boleh ada intimidasi, paksaan, ancaman, intervensi kekuasaan terhadap pilhan masyarakat.
Semenjak runtuhnya kekuasaan rezim otoritarian Orde Baru oleh propaganda Reformasi yang memuncak dipertengahan Mei 1998 lalu, intervensi kekuasaan terhadap rakyat sudah tidak ada lagi.
Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, sarat dengan konstribusi kaum muda terpelajar. Mulai dari periode 1908, 1928, 1945 hingga reformasi 1998 lalu.
Hal ini disampaikan Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR RI saat sosialisasi 4 Pilar Negara Republik Indonesia dihadapan pelajar SMAN 1 Lambah, Ampek Angkek di lapangan bola Nagari Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Rabu, (13/03).
Dalam acara tersebut hadir juga diantaranya Anggota DPR RI Ade Rizki Pratama, Anggota DPRD Sumbar Ismunandi, Anggota DPRD Kabupaten Agam Novi Irwan, Asisten Bupati Kabupaten Agam Rahman, Camat Ampek Angkek Hidayatul Taufik, Tokoh Masyarakat Kanagarian Balai Gurah Zulhefi, Siswa-siswi dan Guru SMAN 1 Lambah serta masyarakat Ampek Angkek.
Untuk itu pelajar harus mengetahui dan memahami makna Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara yang digunakan MPR RI yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhinneka Tunggal Ika.
Ahmad Muzani menambahkan, pendidikan politik harus diberikan kepada setiap warga negara, tidak terkecuali pelajar. Karena kaum pelajar merupakan generasi muda bangsa yang di pundaknya masa depan bangsa tertumpu.
Sehingga pelajar maupun masyarakat merasa yakin untuk bebas memilih wakilnya ataupun Presiden yang akan datang tanpa ada intervensi dari manapun termasuk dari pemerintah. Memberikan kesadaran politik melalui pendidikan politik bukanlah bentuk politisasi pelajar.
Pendidikan politik bukan bentuk politisasi.
Tugas utama pelajar ya belajar, meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Sementara kesadaran dan kepedulian terhadap negara adalah kewajiban. Kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap negara hanya bisa didapat melalui pendidikan politik yang benar, tutup Ahmad Muzani. (Rizky)