Bukittinggi - Dalam rangka percepatan pengembangan desa wisata sebagai destinasi pariwisata berkualitas, berdaya saing dan berkelanjutan di Indonesia, pada hari Jumat, 01 Maret 2019 kemarin,
Kementerian Pariwisata, Perguruan Tinggi dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melaksanakan kerjasama yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama tentang pengembangan desa wisata melalui pendampingan dengan perguruan tinggi.
Dekan Fakultas Pariwisata, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Moch. Abdi mengatakan, "Perjanjian kerjasama ini melibatkan 54 Perguruan Tinggi yang dilaksanakan pada saat Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata I, Tahun 2019 pada hari Kamis, 28 Februari 2019 bertempat di Hotel Sultan, Jakarta."
Lanjut Abdi, "Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melaksanakan program kerjasama ini." Hal ini disampaikan Abdi diruang kerjanya di Fakultas Pariwisata UMSB Bukittinggi. Senin, (04/03)
Penandatangan perjanjian kerjasama ini lanjut Abdi, dilaksanakan oleh Pejabat Kementrian Pariwisata RI, Wisnu Bawa Tarunajaya selaku Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Hubungan Antar Lembaga, Hasrul Edyar selaku Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Moch Abdi selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Abdi mengungkap, bahwa dalam pelaksanaan program ini, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menjalankan fungsi untuk melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar prosedur, dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan dibidang sumber daya manusia pariwisata dan hubungan antar lembaga.
Berikutnya Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengembangan daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana, dan pasca konflik serta daerah pulau kecil dan terluar.
Sementara itu Perguruan Tinggi berperan untuk melaksanakan kegiatan program pengembangan desa wisata dengan melibatkan dosen dan mahasiswa baik melalui teori maupun praktek yang sekaligus pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, (Sementara di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Catur Dharma Perguruan Tinggi dengan pelaksanaan Al Islam Kemuhammadiyahan).
Adapun ruang lingkup kegiatan ini meliputi penyusunan dan sosialiasi kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pengembangan desa wisata, kemudian pertukaran data dan informasi serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan pengelolaan desa wisata, kata Abdi.
Dalam pelaksanaan program ini, dua Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia terpilih yaitu Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan Akademi Pariwisata Muhammadiyah Sumatera Barat.
Sementara itu untuk Propinsi Sumatera Barat terpilih tiga perguruan tinggi yakni, Fakultas Pariwisata UMSB, Fakultas Pariwisata & Perhotelan Universitas Negeri Padang serta Politeknik Negeri Padang, tutup Abdi.(Rizky)