Ibu Kasmarita, salah seorang peserta PBI APBD Kabupaten Solok ( foto : nal ) |
Solok,– Raut wajah Kasmarita (33) masih terlihat pucat saat di bertemu dengan media ini di kamar rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda Kota Solok, tetapi dengan kebaikan hatinya Ia ingin berbagi kebahagiaan telah melahirkan anak keempatnya bersama Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Selasa (26/03).
Kasmarita adalah seorang petani yang bertempat tinggal di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Ia merupakan peserta JKN-KIS sejak tahun 2016 dari segmen Peserta Bantuan Iuran (PBI).
Melahirkan normal tiga anak sebelumnya tak membuat Ia risau akan kelahiran anak keempatnya. Sampai saat Ia melakukan kontrol kehamilannya yang saat itu sudah berumur 34 minggu, disanalah dokter menyampaikan bahwa ia harus melahirkan secara sesar.
“Selama kehamilan anak keempat ini saya rutin kontrol ke dokter di Puskesmas. Saat dokter bilang saya gak bisa melahirkan normal karena posisi anak didalam kandungan saya tidak memungkinkan untuk lahir normal,” ujar Ita.
Ia langsung kaget karena tidak memiliki persiapan apa-apa untuk melahirkan secara sesar. Membayangkan biaya operasi caesar yang mahal membuat Ia takut dan air matanya pun tumpah menceritakan hal tersebut kepada suaminya seusai pulang kontrol di Puskesmas.
“Untuk biaya hidup sehari-hari saja kami susah, apalagi harus melahirkan secara sesar. Saya dan suami saat itu kebingungan karena tidak punya biaya,” tutur Ita menceritakan perasaannya.
Berkat adanya JKN-KIS Ia tak perlu pusing lagi memikirkan biaya operasi caesar. Saat datang ke RSIA Permata Bunda, Ia hanya menunjukkan kartu JKN-KIS ke petugas di loket pendaftaran.
“Jarak dari Nagari Sumani kesini lumayan jauh, sekitar 45 menit. Alhamdulillah, pemilik dari sawah yang digarap suami saya berbaik hati mengantarkan kesini pada sabtu malam, (23/03). Petugas dan dokter disini juga ramah, saya juga dilayani dengan baik selama 3 hari dirawat disini,” ujarnya.
Ia juga menceritakan selama dirawat di RSIA Permata Bunda, tidak ada biaya yang dikeluarkan sepersen pun dan juga tidak ada perbedaan pelayanan dengan pasien umum atau pasien peserta JKN-KIS dari segmen lain.
“Awalnya saya cemas, kan kata orang kalau peserta JKN-KIS nanti pelayanannya lebih lama dan dibeda-bedakan. Tapi yang saya alami tidak seperti itu, saat datang kesini langsung ditangani sama dokter dengan cepat. Dan tidak ada perbedaan dengan pasien lain, walaupun saya peserta yang dibayarkan pemerintah,” tutur Ita.
Diakhir perbincangan Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya, berkat gotong-royong peserta JKN-KIS Ia tidak perlu cemas memikirkan biaya persalinan.
“Berkat JKN-KIS saya dapat bertemu dengan bayi mungil ini yang diberi nama Ashika Putri. Semoga program JKN-KIS dapat terus berlanjut karena sangat memberikan manfaat terhadap masyarakat kecil seperti saya, dan juga untuk seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Ita.(Nal)