Andi Sahrandi (Kiri ) berpose bersama Kajari Bukitinggi Ferry Tas ( Kanan ) [ foto: Rizky] |
Agam - Berawal dari tangan dingin Andi Sahrandi, Putra Asli Nagari Kapau yang berdomisili di Jakarta, lahan tidur sekitar 6,3 hektare di Jorong Kaluang Tapi, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat bermetamorfosis menjadi kawasan wahana permainan alam yang modern, indah yang terkenal dengan nama Banto Royo.
Manager Operasional Banto Royo, Dian Razzak Iras mengatakan, "Ide pembangunan kawasan wisata Banto Royo yang diprakarsai Andi Sahrandi bersama masyarakat sekitar terinspirasi dari kondisi rumah ibadah, Masjid Nurul Ittihad yang terletak tidak jauh dari objek wisata Banto Royo. Andi menilai kondisi rumah ibadah tersebut cukup memprihatinkan, butuh dana yang cukup besar dan berkesinambungan untuk pembangunan." Sabtu, (02/03)
Beranjak dari inspirasi yang mulia tersebut, lanjut Iras, Andi berkomitmen akan membantu pembangunan masjid hingga biaya operasional Masjid tanpa henti dalam menyiarkan agama Islam.
Singkat cerita, Andi melakukan pertemuan demi pertemuan dengan warga, tokoh masyarakat, ninik mamak dan pengurus masjid untuk membangun lahan tidur menjadi lahan produktif yang berbentuk objek wisata.
Atas kesepakatan bersama warga, pemilik tanah kaum dari suku Jambak dan Payo Bada dibawah kekuasaan tiga orang datuk, terwujudlah objek wisata Banto Royo dilahan tidur sekitar 6 hektare dengan status pinjam pakai dengan jangka waktu tertentu. Selama 20 tahun dikelola sejak Januari 2018 hingga Januari 2038, hasil usaha objek wisata Banto Royo dipergunakan untuk keperluan Masjid, kelompok belajar, kegiatan remaja masjid, kegitan kerapatan adat jorong kaluang tapi, pekerja, pajak dan untuk kegiatan masyarakat lainnya.
"Inti artinya sudah semua hasil keuntungan diserahkan untuk kepentingan masyarakat tanpa sedikitpun mengucur kepada Andi Sahrandi." Ujar Iras.
Manager Operasional Banto Royo, Dian Razzak Iras juga mengatakan, "Sebelumnya lahan Banto Royo sebesar 6 hektar namun seiring perkembangan jumlah pengunjung yang semakin banyak maka diperluas menjadi sekitar 6,3 hektare. Kini lahan tersebut telah bermetamorfosis menjadi kawasan permainan alam seperti flyingfox, highrope, kano, camping ground, earthquake walk, trestile walk, tarzan swing, jalan diatas air dan fasilitas lain seperti ruang ibadah, CCTV, ruang pertemuan, ruang jajanan, kamar mandi dan lahan parkir."
Iras menambahkan, saat ini jumlah pegawai sekitar 90 orang yang mayoritas adalah masyarakat lokal sekitar Tilatang Kamang, Agam. Mudah-mudahan kawasan wisata Banto Royo ini semakin banyak diminati oleh masyarakat lokal, nasional dan internasional.
Sehingga perekonomian masyarakat sekitar meningkat, pendapatan daerah bertambah melalui pajak, peluang lahan kerja semakin terbuka luas. (Rizky)