Oleh: Zulkarnaen, M.Sn *) |
Pasbana.com --- Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019, pertama kali dilaksanakan oleh SMP tempat penulis mengawas. Sengaja nama sekolah tidak disebutkan bisa jadi masalah kode etik. Sebenarnya UNBK ini secara nasional telah dilaksanakan pertama kali oleh Kemendikbud pada tahun 2014 yang diadakan pertama kali di Sekolah Indonesia yang berada di Singapura dan Malaysia.
Kemudian tahun 2015 dimulai di dalam negeri demikian data dari kemdikbud.go.id.
Di sekolah yang penulis maksud, pertama kali dilaksanakan tahun 2019, karena sebab sederhana, komputer dan semua perangkat jaringan alasannya. Hingga tahun ini baru dapat dilaksanakan UNBK. Peserta didik kelas 9 yang jumlahnya 290 tentu harus dipersiapkan komputer minimal 3:1. Menyiapkan komputer sebanyak itu, menunggu hingga tahun 2019 baru bisa dilaksanakan UNBK.
Yang menarik dibahas adalah peserta didik selama dua hari pelaksanaan UNBK sejak hari Senin, tanggal 22 April 2019 hingga 23 April 2019, suasana seperti pasar, bising sekali. Dikeraskan suara untuk mendiamkannya, tak diam. Diberitahukan baik-baik, tak diindahkan.
Seperti contohnya:
"Peserta Ujian Nasional, diminta tenang, tidak ribut. Kami malu sebagai pengawas, seolah-olah tidak ada pengawas di dalam ruang UNBK ini. Tolong jaga nama baik sekolah kita, kita berada di lingkungan masyarakat, bertetangga dengan warga, nanti menjadi berita bahwa SMP ini tidak tertib saat melaksanakan ujian. Seperti pasar. Sekali lagi jangan ribut. Diminta pengertiannya."
"Peserta Ujian Nasional, diminta tenang, tidak ribut. Kami malu sebagai pengawas, seolah-olah tidak ada pengawas di dalam ruang UNBK ini. Tolong jaga nama baik sekolah kita, kita berada di lingkungan masyarakat, bertetangga dengan warga, nanti menjadi berita bahwa SMP ini tidak tertib saat melaksanakan ujian. Seperti pasar. Sekali lagi jangan ribut. Diminta pengertiannya."
Kalimat seperti itu hampir tiap 20 menit diucapkan beberapa pengawas. Di ruang UNBK ini dalam ruang 10M x 7M ada dua ruang sekaligus, 68 komputer, satu pintu masuk. dengan empat pengawas totalnya. Empat pengawas bergantian mengingatkan peserta ujian agar tidak ribut. Seperti kalimat di atas atau terkadang sedikit naik volumenya bahkan diancam kalau ribut dikeluarkan dari ruangan UNBK pun, peserta didik tetap ribut persis seperti pasar pagi.
Pada hari ketiga, 24 April 2019, sampai peserta didik menyelesaikan ujian, suasana tertib, hening, berubah drastis, signifikan. Apa dan bagaimana caranya?
Inilah caranya:
"Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh. Sebelum melaksanakan ujian, marilah kita berdoa menurut agama kita masing-masing. Berdoa mulai." Peserta didik berdoa dengan suasana tertib.
Selesai berdoa, inilah kata yang menyebabkan suasana UNBK hari ini tertib, tidak seperti sepanjang dua hari lalu.
"Peserta ujian, yang kami banggakan. Diminta tertib, tidak ribut seperti sepanjang dua hari lalu. Jika masih ribut, kami pengawas mencatat nama peserta ujian karena tidak tertib. Segala masalah tanyakan kepada pengawas atau kepada Proktor (petugas ahli komputer dalam ruang ujian).
Awalnya beberapa kalimat semacam kesepakatan yang "menakutkan" bagi peserta ujian tak ampuh. Pengawas berjalan menuju sumber suara ribut, kemudian mencatat nama peserta ujian,wow.. mantul. Mantap betul.
Suasana ujian tercipta seketika. Meskipun selang beberapa menit kemudian peserta ujian masih ribut. Namun sanpai 10 orang peserta ujian dicatat namanya, suasana ujian terjamin dengan cara ini.
*) Penulis adalah Guru SMPN Binaan Khusus Kota Dumai, Pengawas UNBK 2019, Penulis buku, artikel ilmiah nasional dan artikel di berbagai media.