Salah satu titik lokasi pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru ( foto : Dok.istimewa ) |
Padang - Trase Jalan Tol Padangpariaman-Pekanbaru kilometer 0-30 kilometer yang dipertanyakan masyarakat setempat, tidak bisa lagi digeser karena telah melalui berbagai pertimbangan.
"Trase itu sudah tetap, tidak bisa lagi digeser. Tinggal bagaimana kita meyakinkan masyarakat pemilik lahan," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit di Padang, Kamis.
Ia mengatakan itu terkait kelanjutan pembangunan Jalan Tol Padangpariaman-Pekanbaru seksi I yang dibagi dua tahap yaitu kilometer 0-4,2 dan kilometer 4,2-30.
Dalam rapat koordinasi kelanjutan pembangunan tol di Padang, Kamis (4/4) , terungkap ada sejumlah pemilik lahan yang mempertanyakan trase tol yang melewati lahan persawahan produktif.
Masyarakat menilai trase itu bisa digeser melewati lahan yang tidak produktif atau bukan persawahan. Namun ternyata trase itu tidak bisa digeser lagi.
Saat ini pembangunan tol tersebut masih tersangkut masalah pembebasan lahan. Meski ada kemajuan, tetapi berjalan lambat. Dari 109 pemilik lahan pada kilometer 0-4,2, ada 30 orang yang menerima ganti kerugian. Sebagian masih menolak harga yang ditetapkan oleh tim appraisal.
Sementara itu untuk tahap II kilometer 4,2-30 masih dalam proses pembebasan. Sosialisasi dilakukan dengan lebih intens terhadap masyarakat empat kecamatan yang dilewati.
Nasrul Abit menyebutkan, jalan tol itu merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat di kabupaten/kota menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) jika seluruh akses jalan utama terputus.
Putusnya akses jalan utama dari daerah ke BIM tersebut pernah terjadi pada awal Desember 2018 yang mengakibatkan banyak orang terpaksa membatalkan penerbangan.
Tol Padangpariaman-Pekanbaru bisa menjadi alternatif untuk hal seperti itu karena jalan keluar tol akan dibuat di beberapa daerah yang dilalui.
Ada lima jalan utama yang bisa dilewati dari kabupaten/kota menuju BIM, yaitu jalan Pesisir Selatan-Padang, Lubuk Basung - Padang via Pariaman, Bukittinggi - Padang via Malalak, Payakumbuh - Padang via Kayu Tanam dan Solok - Padang via Sitinjau Laut.
Dari lima jalur itu empat tergolong rawan bencana kecuali Lubuk Basung - Padang via Pariaman yang relatif jarang terputus.(ril/ant)