Pasbana.com - Setiap Tanggal 2 Mei Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau lebih dikenal dengan singkatan HARDIKNAS. Hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar bisa memperoleh pendidikan yang layak.
Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat “Tut Wuri Hadayani” yang memiliki arti “di Belakang Memberikan Dorongan” makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.
Beliau wafat pada usia 70 tahun pada Tanggal 26 April 1959, berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959 pada Tanggal 28 November 1959, dan hari kelahiran Beliau ditetapkan dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.
Dalam perkembangannya, ternyata masih ada kekurangan dan ketertinggalan kita di dunia pendidikan. Masih ditemui sarana prasarana pendidikan di daerah yang dalam kondisi tidak layak.
Pendidikan Indonesia masih terpusat di Kota-kota besar, belum merata. Masyarakat yang berada di daerah terpencil masih mengalami banyak kendala untuk mengakses pendidikan formal.
Meski amanat Undang-undang telah menetapkan bahwa pemerintah diwajibkan mengalokasikan dana APBN sebesar 20 persen untuk pendidikan, ternyata tidak serta Merta menjadikan biaya pendidikan menjadi murah.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini biaya pendidikan untuk sekolah dasar, menengah dan atas, apalagi terutama untuk perguruan tinggi terasa begitu tinggi dan sangat memberatkan sebagian besar warga Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat maupun daerah.
Disatu sisi, tuntutan jaman menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Saat ini kita dihadapkan perubahan besar pada pola kehidupan manusia.
Saat ini, kita menghadapi revolusi industri keempat yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0. Ini merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang sangat pesat. Ada peluang besar dalam era ini, namun juga tantangan besar yang harus dilalui.
Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan dituntut untuk berubah juga. Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0.
Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system).
Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan batas waktu.
Indonesia tergolong lambat dalam merespon revolusi industri 4.0 dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sistem pendidikan 4.0 baru bergaung kencang dalam tahun ini. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai dalam menyongsong era Pendidikan 4.0.
Namun demikian, Pendidikan 4.0 juga dihadapkan pada tuntutan untuk tetap menjaga nilai-nilai kepribadian dan kearifan bangsa Indonesia.
Tanpa itu, manusia Indonesia akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Sebuah tuntutan Pendidikan yang tidak ringan bagi para pendidik di era Milenial ini.
Sebuah Perjuangan yang membutuhkan energi ekstra.