Notification

×

Iklan

Iklan

24 Jam Puasa Tembakau di Tugu Gempa

01 Juni 2019 | 17:14 WIB Last Updated 2019-06-01T12:41:03Z

Pasbana.com -- Tanggal 31 Mei disepakati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day (WNTD), adalah sebuah bentuk gerakan untuk berhenti merokok selama 24 jam yang dicetuskan oleh WHO dan disepakati oleh PBB sejak 31 Mei 1987 silam. Adanya peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini diinisiasi oleh jumlah kematian yang terus meningkat setiap tahunnya karena merokok. Pada tahun 1987 tersebut WHO merangkum data bahwa sudah tercatat 5,4 juta jiwa di dunia yang meninggal akibat aktivitas merokok.

Peringatan ini diadakan di seluruh dunia dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif. Seperti yang dilakukan Solidaritas Tugu Gempa di monumen tugu gempa, Belakang Tangsi, Padang Barat, pada Jumat malam (31/5). Peringatan WNTD dikemas dalam sebentuk acara dengan judul Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Acara tersebut diisi dengan pementasan akustik dari STG akustik dan pengunjung, berbagi tentang bahaya rokok, aksi serbu puntung rokok, dan tentu saja mengajak pengunjung untuk berhenti merokok selama minimal 24 jam.


Acara tersebut yang semestinya dimulai pada pukul 21.00 s.d 00.00 harus diundur satu jam dikarenakan hujan lebat mengguyur kota Padang. Namun demikian, antusias pengunjung untuk ikut serta dalam kegiatan masih tampak di tugu gempa. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat kota Padang yang datang dan mengikuti acara sampai selesai.

Selain itu pengunjung juga aktif saat sesi tanya jawab dengan narasumber yang diundang oleh pihak Solidaritas Tugu Gempa untuk penyuluhan tentang bahaya rokok bagi kesehatan.

Dokter Kornelis Aribowo-yang telah bekerja kurang lebih dua tahun di Rumah Sakit Umum Daerah M. Djamil Padang, menjadi narasumber pilihan Solidaritas Tugu Gempa.  Dokter Kornel menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Saat ini beliau sedang menjalankan studi S2 Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Univeristas Andalas Padang.

Dokter Kornel menyampaikan tentang apa saja bahaya yang ditimbulkan karena aktivitas merokok, siapa saja yang disebut perokok pasif dan aktif, kesehatan paru-paru, dan bagaimana cara menghentikan kebiasaan merokok.

“Untuk orang yang menghisap rokok itu sendiri kita sebut sebagai perokok aktif, dan orang yang menghirup asap rokok yang dilakukan oleh perokok aktif itulah yang kita sebut perokok pasif. Perokok pasif menjadi lebih berbahaya karena mereka hanya dapat menghirup asapnya, namun tidak bisa mengeluarkannya seperti yang dilakukan perokok aktif,” ujarnya di awal penyuluhan.


Kebiasaan merokok orang Indonesia termasuk yang cukup tinggi di dunia. Hal ini disebabkan selain karena Indonesia adalah penghasil tembakau nomor 6 di dunia, sehingga menyebabkan begitu murahnya harga rokok di Indonesia. Mudahnya memperoleh rokok juga menyebabkan angka pasien yang datang ke rumah sakit meningkat setiap tahunnya dengan 60% keluhan masalah pada paru-paru yang disebabkan karena merokok.
Selain itu, jumlah perokok aktif laki-laki dan perempuan hari ini cenderung hampir sama jumlahnya. Jika dulu perokok aktif laki-laki dan perempuan berbanding 4:1, hari ini sudah mencapai 3:2. Demikian penjelasan dokter Kornel berdasarkan pengalamannya bekerja di rumah sakit sejauh ini.

Dokter muda tersebut juga menjelaskan tentang kandungan-kandungan yang terdapat dalam rokok dan apa saja efek yang ditimbulkan. Kandungan TAR yang terdapat pada rokok adalah penyebab kanker yang utama. TAR tersebut jumlahnya dapat dikatakan tinggi baik pada rokok batangan maupun rokok elektrik. Sementara nikotin adalah zat adiktif yang dapat menimbulkan rasa candu atau membuat rasa ingin kembali menghisap rokok.

“Kedua zat tersebut selalu ada dalam rokok dan berperan besar dalam pembakaran yang menyebabkan kecanduan tadi. Jika tidak ada, tentu rokok tersebut tidak laku dijual,” terangnya.

Di samping membahas tentang bahaya rokok, beberapa pengunjung juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana menghentikan kebiasaan merokok dan kembali menyehatkan paru-paru. Pertama, dokter Kornel menyebutkan buah-buahan yang mengandung anti-oksidan dan dapat membuat paru-paru sehat, beberapa di antaranya adalah jeruk dan pir. Sementara untuk menghentikan kebiasaan merokok dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi rokok setiap harinya, atau bisa juga dengan berhenti secara spontan dan total. Beberapa perokok bisa melakukannya, beberapa lagi tidak. Hal ini tentu saja juga dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal.


“Jika diri sendiri ingin berhenti merokok tapi lingkungan tidak mendukung, maka akan sulit untuk berhenti. Begitu pula sebaliknya. Jadi untuk menghindari bahaya-bahaya dari kebiasaan merokok itu, satu-satunya adalah jangan pernah coba-coba merokok,” tutup Dokter Kornel.

Penyuluhan tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran dan menjadi pelajaran berharga bagi pengunjung yang hadir pada malam itu. Tentu bukan hanya pengetahuan tentang bahaya rokok yang menjadi tujuan utama diadakannya acara ini. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Solidaritas Tugu Gempa juga mengajak pengunjung untuk membersihkan puntung rokok yang ada di sekitar tugu gempa dan mengumpulkannya dalam satu botol air mineral. Aksi tersebut dilakukan bersama-sama oleh pengunjung dan anggota Solidaritas Tugu Gempa. Malam itu mereka berhasil mengumpulkan delapan botol air mineral yang penuh dengan puntung rokok. Aksi positif ini sekaligus memberi dampak bagi kebersihan lingkungan dan kesadaran bagi para perokok untuk membuang sisa rokoknya pada tempat sampah atau di tempat yang sudah disediakan.

Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi contoh positif bagi masyarakat kota Padang dan bahkan siapa saja yang peduli dengan kesehatan, lingkungan, dan dampak lainnya yang disebabkan karena aktivitas merokok. Jalan terus untuk Solidaritas Tugu Gempa! Semoga seluruh kegiatan yang terbentuk bernilai positif bagi masyarakat kota Padang dan Indonesia secara luas.* (maya)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update