Notification

×

Iklan

Iklan

Gunakan 3 Bus Tanpa Pengawalan, KAN Tungkar Situjuah Limo Nagari Temui Kapolda Pasca Pilres

29 Juli 2019 | 16:35 WIB Last Updated 2019-07-29T09:35:27Z


Padang - Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019, memang sudah usai. Namun begitu, pesta sekali lima tahun tersebut, membuat masyarakat indonesia terpolarisasi menjadi dua kubu karena perbedaan pilihan politik.

Kondisi ini, tidak jarang berujung pada konflik dan gesekan antar simpatisan ditengah masyarakat.

Hal inilah yang mengundang keprihatinan dari sebagian besar tokoh adat, niniak mamak, ulama serta bundo kanduang, akan retaknya rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

Salah satu organisasi kemasyarakatan adat yang menyuarakan pentingnya kembali merajut tali persatuan dan kesatuan yaitu Karapatan Adat Nagari (KAN) Tungkar, Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

"Pasca Pemilu dan Pilpres, hendaknya sesama anak bangsa menyadari akan pentingnya persaudaraan persatuan dan kesatuan, dan kita harus segera move on," kata Ketua KAN Tungkar H. AM Dt Bandaro Kuniang, di Padang, Senin (29/7).

Didampingi Kaampek Suku, serta Ulama dan Bundo Kanduang, serta Pemerintahan Nagari, KAN mendorong agar semua pihak menyudahi polarisasi akibat perbedaan politik guna menjaga kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara sesuai dengan konsensus yang kita disepakati bersama.

Dalam kesempatan itu pula Ormas Kerapatan Adat Nagari Tungkar juga mengapresiasi kinerja aparat keamanan khususnya Polri, dalam menjaga dan memelihara kamtibmas, persatuan dan kesatuan serta tegaknya NKRI selama tahapan pemilu 2019.

"Kami sengaja datang ke Markas Polda Sumatera Barat ini jauh-jauh dari Situjuah Tungkar, pakai 3 bus, sebagai logo Persatuan dan Kesatuan, karena kami ingin memberikan apresiasi kepada bapak polisi yang telah menjaga keamanan dan keutuhan kita berbangsa dan bernegara khususnya di Sumatera Barat dan Indonesia pada umumnya," jelas Dt Bandaro Kuniang.



Tanpa komitmen yang kuat dari Polri dan pihak keamanan lainnya, kata para tokoh adat, mustahil Pemilu dan Pilpres yang tahapannya berbulan-bulan itu akan aman, lancar dan kondusif.

Tokoh masyarakat memberi apresiasi yang tinggi kepada Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono, Kabaharkam, Kabaintelkam, Kabareskrim dan Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal serta jajaran hingga ke daerah. Korps Rastra Sewakottama seluruhnya.

Polda Sumbar juga mengapresiasi langkah yang diambil Ormas Kerapatan Adat Nagari Tungkar guna menyejukkan suasana kebatinan pasca pelaksanaan pilpres.

"Kami sangat berterima kasih atas apresiasi yang diberikan Ormas Kerapatan Adat Nagari Tungkar kepada kami Polda Sumbar dan Polri pada umumnya, dalam menjaga kamtibmas dan keutuhan NKRI pada pelaksanaan pemilu 2019 kemarin, dan ini akan menjadi suntikan semangat baru bagi kami untuk melanjutkan pengabdian terbaik dalam melayani masyarakat, menjaga kamtibmas dan keutuhan NKRI," ungkap Kapolda Sumbar Irjen Fakhrizal.

Kedatangan niniak mamak, ulama, cadiak pandai dan Bundo Kanduang ke Mapolda Sumbar, terbilang cukup mengagetkan. Rombongan datang menggunakan 3 bus sekaligus, tanpa pengawalan dan langsung masuk ke Mapolda Sumbar.

Di sana, petugas piket tampak terkejut. Rombongan diterima langsung Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal, para pejabat utama (PJU) dan Koorspripim Kapolda AKBP Iwan Ariyandi. (BD)

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update