Bukittinggi - Lembaga pendidikan harus memiliki strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Terkait dengan strategi tersebut STIkes Fort De kock (FDK) Bukittinggi terus melangkah maju untuk mencapai visi Go international dalam rangka menghadapi era revolusi 4.0.
Jumat, 26 Juli 2019 lalu, STIKes Fort De Kock telah melaksanakan kerjasama dengan Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University yang ditanda tangani oleh Dean of Faculty of Tropical Medicine, Assoc. Prof. Dr. Pratap Singhasivanon dan Ketua STIKes Fort De Kock Bukittinggi, Nurhayati, S.ST. M.Biomed di Bangkok, Thailand.
Hal tersebut disampaikan Ketua STIKes Fort De Kock Bukittinggi, Nurhayati, S.ST. M.Biomed disela-sela kesibukannya saat membimbing para Mahasiswa STIkes Fort De Kock tingkat akhir. Jumat, (02/08).
Menurut Nurhayati, "Hubungan simbiosis mutualistis ini dilakukan dalam rangka mencapai dan mewujudkan tujuan bersama. Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan yang relevan berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan kelulusan adalah salah satu standar pengelolaan pendidikan."
Selain itu Nurhayati menambahkan bahwa dengan telah di tandatangani kerjasama ini, maka akan ada kolaborasi untuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu lecture exchange, student exchange, transfer of credit (double degree program), join research, join lublished, colaboration of seminar dan lain-lain yang tertuang dalam MOU tersebut.
Untuk mewujudkan strategi yang tepat itu, lanjut Nurhayati, sebelumnya STIkes FDK juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan dan Universitas di luar negeri, diantaranya, Seameo Seamolec Countries (Philipina, Brunai Darussalam, Korea Selatan, Jepang dan Vietnam), Kolej University Islam Antar Bangsa Selangor, Institute Under Praboromarajchanok Institute for Health Work Force Development Thailand, Ottawa University Canada, Dayeh University Taiwan, Kolej University Islam Malaka termasuk di Universitas di Hongaria dan Turki. (Rizky)