Tanah Datar -- Usai diresmikan tahun lalu oleh Ketua Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Hj. Mufidah Jusuf Kalla, Sentra Tenun Tigo Jangko Lintau Buo kembali mendapat kunjungan isteri Wakil Presiden RI, Senin (02/09/2019).
Sentra Tenun mendapat perhatian besar dari RI-4 agar keberadaannya bisa memberi manfaat bagi masyarakat tidak hanya Tanah Datar namun juga Sumatera Barat secara keseluruhan.
Terbukti kunjungan ini kali ketiga setelah 5 bulan yang lalu juga ditinjau berbarengan dengan agenda peresmian Gedung Promisi dan Pusat Oleh-Oleh Tanah Datar dan Masjid Raya Tanjung Bonai yang turut dibantu pembangunan oleh Ibu Mufidah.
Kali ini Ibu Mufidah “pulang kampung” yang didampingi Ketua Dekranasda Sumbar Ny. Nevi Irwan Prayitno ingin mengetahui perkembangan Sentra Industri Tenun di Tigo Jangko Lintau Buo serta melihat perkembangan pembangunan Masjid Raya Tanjung Bonai.
Tamu VVIP ini disambut Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma didampingi isteri Ny. Retri Zuldafri, Forkompinda beserta isteri, Rektor IAIN, Kemenag dan Sekda di beberapa lokasi termasuk dijamu di Indo Jolito Batusangkar.
Wabup Zuldafri di kesempatan bincang-bincangnya dengan Ibu Mufidah menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Bapak Bupati Irdinansyah Tarmizi dan Ibu Emi Irdinansyah tidak bisa menyambut secara langsung karena bapak bupati sedang proses pemulihan usai menjalani operasi lutut.
“Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat, kami menyambut gembira kedatangan Ibu di kampung halaman, terima kasih atas perhatian dan dukungan yang luar biasa untuk pembangunan di Tanah Datar, semoga perhatian dan dukungan Bapak Wakil Presiden beserta Ibu mendapat balasan dari Allah SWT,” sampainya.
Wabup juga berharap Tanah Datar terus mendapat perhatian pemerintah pusat mengingat keterbatasan kemampuan keuangan daerah untuk pembangunan. “Kehadiran sentra tenun sudah dirasakan manfaatnya oleh pemerintah daerah dan masyarakat, tanpa campur tangan Ibu Mufidah sulit rasanya Sentra Tenun ada di Tanah Datar,” sampainya.
Di Sentra Tenun Tigo Jangko, Kadis Koperindag Marwan menyampaikan laporan kegiatan di sentra tenun terbesar dan termegah di Indonesia ini.
“Untuk penyempurnaan sarana dan prasarana, alhamdulillah tahun 2019 ini sedang dilaksanakan kegiatan pembuatan pagar keliling, jalan di lingkungan sentra, lanjutan/penyempurnaan gedung UPTD sentra, pos jaga dan pengadaan alat-alat tenun, dengan dana sekitar Rp. 6 milyar dan sampai saat ini sudah Rp. 24,5 Miliar yang dikucurkan berasal dari APBN,” sampainya.
Sementara untuk kegiatan jelas Marwan, telah dilatih lebih kurang sebanyak 600 orang yang dibiayai dari APBD Kabupaten Tanah Datar, Yayasan Kriya Minangkabau dan Balai Diklat Industri Padang dan akan berlanjut untuk tahun depan. Kini sudah ada lahir 23 orang tenaga profesional dari hasil pelatihan dengan kemampuan tingkat mahir.
Adapun jenis pelatihan yang diberikan seperti menjahit dan pencelupan, pemintalan benang, tenun, sulaman dan renda songket.
“Pemerintah daerah dan masyarakat sangat bersyukur dengan keberadaan sentra tenun ini sudah bisa dinikmati hasilnya oleh para peserta,” ungkap Marwan.
Di antaranya peserta pelatihan menjahit sudah menerima orderan seragam MTQ kecamatan Lintau Buo Utara, pengrajin renda songket sudah dapat memenuhi permintaan pengrajin tenun sehingga tidak perlu membeli renda keluar Kabupaten Tanah Datar dan untuk tenun Lintau, kualitas semakin halus dan indah.
Kadis Marwan menuturkan Ibu Mufidah mengaku puas dengan perkembangan Sentra Tenun yang sudah sesuai harapan. Lanjutnya ibu Mufidah tutur Marwan terus mendukung kemajuan sentra tenun.
“Yayasan Kriya Minangkabau akan mendatangkan tenaga instruktur yang berkompeten salah satunya dari Perancis, semua pembiayaan akan ditanggung yayasan yang dibina Ibu Mufidah ini,” jelas Marwan.
Menurut Marwan, Ibu Mufidah juga tegaskan Sentra Tenun bukan untuk Tanah Datar saja tetapi dibangun untuk Sumatera Barat. “Seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat diharapkan bisa ambil manfaat dari keberadaan sentra tenun ini dan melalui Gubernur Sumatera Barat juga dihimbau bisa mengajak SMK bisa mengirimkan siswa-siswinya untuk dilatih,” harapnya.
Selanjutnya saat sesi wawancara Ibu Mufidah berharap pemerintah nagari bekerja sama dengan rumah tenun untuk memanfaatkan potensi yang ada. “Pemerintah nagari diharapkan turut mendukung program belajar bagi putra dan putrinya di rumah tenun ini, dengan punya keahlian menenun dengan baik, tentu akan sangat berguna bagi kehidupannya, karena kerajinan merupakan warisan nenek moyang yang sudah terkenal sampai manca negara,” tukasnya. (***)