Solok, Pasbana – BPJS Kesehatan terus berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), salah satu upaya yang dilakukan melalui Mentoring Spesialis dengan tema Penatalaksanaan Diabetes Melitus dan Hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Kamis (19/09).
Kegiatan ini dihadiri oleh Dokter Umum Fungsional di FKTP, baik itu di Puskesmas, Klinik Pratama, maupun Dokter Praktek Perorangan (DPP) se wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Solok.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Sumatera Barat dr. Akmal Mufriady Hanif, SpPD, K-KV,FINASIM, MARS hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, yang membahas secara mendalam tentang penatalaksaan Diabetes Melitus dan Hipertensi di FKTP.
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Keehatan Cabang Solok, Ehrlich Von Dantes mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk peningkatan komitmen pelayanan FKTP dengan melibatkan tenaga kesehatan pada FKTP, khususnya dokter fungsional dalam upaya meningkatkan pengelolaan peserta Program Rujuk Balik (PRB) dan Prolanis.
“Kegiatan ini tidak hanya sebagai salah satu upaya peningkatan kompetensi dokter umum di FKTP, namun juga sebagai bagian dalam continuing learning dokter spesialis penanggung jawab,” tambahnya.
Melalui materi yang disampaikan pada Mentoring Spesialis kali ini tujuannya untuk update ilmu bagi dokter di FKTP.
Dengan adanya update ilmu ini diharapkan pelayanan peserta JKN-KIS bisa menyesuaikan atau menyetarakan dengan keilmuan terbaru. Selain itu, Mentoring Spesialis ini sangat baik untuk dokter di FKTP agar bisa memberikan pelayanan yang optimal diseluruh FKTP.
“Kaim berharap adanya peningkatan kompetensi dokter umum di FKTP terutama dalam hal pelaksanaan PRB pada sembilan diagnosa yang dinyatakan stabil oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP),” ujar Ehrlich.
dr. Akmal Mufriady Hanif, SpPD, K-KV,FINASIM, MARS mengingatkan kepada peserta Mentoring Spesialis bahwa Dokter FKTP punya kompetensi untuk mengatasa Diabetes Melitus dan Hipertensi, jadi jangan terburu-buru untuk merujuk pasien. “Dan juga bagi pasien PRB yang sudah dikembalikan ke FKTP agar dilayanani dengan baik,” ujarnya.
Selanjutnya ia juga mengingatkan untuk penanganan pasien Diabetes Melitus tidak hanya berfokus kepada obat-obatan. “Diet dan olahraga yang rutin juga penting bagi pasien,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa PRB sangat bagus diterapkan, karena pasien tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit, tetapi dengan syarat obat yang tersedia untuk pasien PRB lengkap di FKTP.
“Kami mengharapkan komunikasi dan koordinasi yang lebih baik lagi antara FKTP, FKRTL, Apotek PRB, dan juga BPJS Kesehatan tentunya agar PRB dan Prolanis berjalan secara optimal,” tutup Ehrlichi." (Nal).