Padang -- Diusia muda, ia terus berkiprah. Kebiasaan membaca sejak kecil, lalu menulis, kemudian tampil berbagi bekal menulis untuk teman sebaya, mengantarkannya menerima Anugerah Literasi Sumatera Barat, tahun 2019, kategori penulis.
“Anugerah ini diharapkan menjadi motivasi bagi generasi muda lainnya,” kata Januarisdi M.Lis, Ketua Dewan Juri Anugerah Literasi Sumatera Barat, tahun 2019, saat penyerahan anugerah tersebut, di Axana Hotel, di Padang, Jumat (11/10) lalu. Katanya, Zhilan Zhalila tak hanya menunaikan tugasnya sebagai seorang pelajar, tetapi juga mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif dan menginspirasi.
Awal tahun lalu, tepat diusianya ke 16 tahun, siswi SMAN 3 Padang ini meluncurkan buku kumpulan cerpen, Tasbih Untuk Papa. Cerpen yang dimuat dalam buku tersebut merupakan kumpulan cerpennya yang sudah pernah diterbitkan koran harian terbitan Padang, di antaranya Rakyat Sumbar, Padang Ekspres, Singgalang, dan Haluan. Ada juga yang dimuat pada Majalah Glosaria.
Selain itu, cerpennya juga dimuat di kumpulan cerpen 111 Penulis Nusantara; Dari Kesuma Sampai Ke Noma, dan kumpulan cerpen Kelas Kreatif Indonesia (KKI) berjudul Balon di Langit Senja.
Buku kumpulan cerpen Tasbih Untuk Papa diapresiasi Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemkab Padangpariaman Hendra Aswara.
Disebuah kesempatan, Hendra menyebutkan buku tersebut memberikan inspirasi baginya untuk memotivasi anak dan generasi muda, khusus di Padangpariaman. Hendra Aswara juga membeli sejumlah buku Tasbih Untuk Papa yang didistribusikannya untuk perpustakaan atau taman bacaan di nagari.
Zhilan Zhalila pernah diterima Kadis Pendidikan Sumbar (saat masih dijabat) Burhasman, secara khusus di ruangan kerjanya. Apresiasi lain juga pernah disampaikan Anggota Komisi X DPR-RI H. Endre Saifoel.
“Menulis merupakan kemampuan khusus. Tak semua orang memilikinya,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat Wardarusmen, SE, MM.
Sejak kanak-kanak, Zhilan Zhalila sudah terbiasa membaca. Ketika kelas III SD, dua puisinya dimuat di Harian Umum Rakyat Sumbar. Puisi berjudul, Ulang Tahun Nenek, Becak Mamak, menjadi momentum awal ia bersentuhan langsung dengan dunia kepenulisan dan media. Disaat kelas V SD Islam Al-Azhar 32 Padang, ia bersama lima orang sahabatnya menginisiasi penulisan novel secara bersama. Format penulisannya, masing-masing menulis secara bergantian. Masing-masing “mendapat jatah” beberapa hari untuk menulis perjudul. Semua harus mengikuti alur dan materi yang sudah ada secara berkesinambungan pada buku ditulis tangan.
Ketika mereka duduk di kelas VI, tiba-tiba buku tersebut tercecer entah di mana. Tak seorang pun tak tahu. Sejak itu, mereka melupakan buku tersebut, namun Zhilan Zhalila yang bernama lengkap Zhilan Zhalila Permata Firli, meneruskan kebiasaan menulisnya dengan menghasilkan cerpen sendiri. Di kelas VI itu pula, cerpen pertamanya dimuat di media cetak, Padang Ekspres.
Penyuka novel Tere Liye dan Boy Candra ini beruntung pernah mendapatkan bimbingan dari Yusrizal KW, Gus TF, Maya Lestari GF dan Firdaus Abie. Bekal menulis sastera tersebut juga ditindaklanjutinya dengan menulis jurnalistik. Kini ia merupakan salah seorang binaan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar, sebuah wadah berhimpun penulis-penulis muda Sumatera Barat yang dibina Harian Umum Rakyat Sumbar.
Selain menulis, kakak dari Muhammad Zidane Perwira Firli, kini memiliki “aktivitas” baru. Disela-sela aktivitasnya di sekolah dan menjadi pengurus OSIS, ia juga diundang untuk berbagi bekal menulis kepada teman-teman sebayanya, sesama anak sekolahan. Tak hanya di Padang, ia pernah juga diundang ke Pasaman dan Dharmasraya.
Anugerah yang diterima, menurut Zhilan Zhalila, menjadikan motivasi sekaligus tantangan baginya. Ia tak pernah menduga, semua yang dilakukannya diapresiasi Pemprov Sumbar melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip. Ia semakin bersemangat untuk berkarya dan sekaligus bertekad untuk bisa menghasilkan karya-karya yang lebih baik. (Handi Yanuar)