Solok Selatan, Pasbana -- Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan Sungai Pagu selama 14 hari mulai 22 November hingga 5 Desember 2019.
"Selama masa tanggap darurat pemerintah melakukan pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik kelokasi bencana sesuai dengan kebutuhan," kata Sekretaris Daerah Solok Selatan Yulian Efi didamping Sekretaris BPBD Dicky Nanda Utama, di Padang Aro, Sabtu.
Masa tanggap darurat ini, katanya, dapat diperpanjang sesuai dengan kondisi dan perkembangan penanganan bencana alam banjir tersebut.
Banjir yang terjadi pada Jumat malam (22/11) terjadi di tiga Kecamatan yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Sangir.
Akibat banjir tersebut 1.078 kepala keluarga yang terdampak dengan jumlah jiwa 4.830 orang.
Selain itu, banjir juga sempat membuat jalan Padang-Kerinci tidak bisa dilewati selama empat jam karena air menutupi jalan.
Selain itu satu unit rumah semi permanen di Karang Putiah Nagari persiapan Lubuk Gadang Barat daya hanyut terbawa air.
Di Nagari Lubuk Gadang Barat Daya, ada juga rumah yang rusak berat hingga sedang serta 12 hektare lahan pertanian rusak.
Sedangkan di Koto Parik Gadang Diateh satu unit jembatan di Sungai Pangkua kondisinya makin parah dan dam jembatan di Nagari Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu juga runtuh.
Selain itu, banjir juga sempat membuat jalan Padang-Kerinci tidak bisa dilewati selama empat jam karena air menutupi jalan.
Selain itu satu unit rumah semi permanen di Karang Putiah Nagari persiapan Lubuk Gadang Barat daya hanyut terbawa air.
Di Nagari Lubuk Gadang Barat Daya, ada juga rumah yang rusak berat hingga sedang serta 12 hektare lahan pertanian rusak.
Sedangkan di Koto Parik Gadang Diateh satu unit jembatan di Sungai Pangkua kondisinya makin parah dan dam jembatan di Nagari Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu juga runtuh.
"Untuk jembatan Sungai Pangkua akan kami kami usulkan pembangunannya ke BNPB tetapi untuk sementara kami pasang dulu penyangga berupa beronjong supaya bisa dilewati," ujarnya.
Sedangkan genangan paling parah Jumat malam terjadi di Kampung Tarandam dimana ketinggian air yang masuk kerumah warga hampir 1,5 meter.
Selain itu banjir juga menggenangi tiga sekola satu masjid dan satu mushala di Kampung Tarandam.
"Pagi tadi kami sudah menyalurkan sarapan kepada korban banjir sekarang kami bantu pembersihan rumah," ujarnya. (Antara)
Sedangkan genangan paling parah Jumat malam terjadi di Kampung Tarandam dimana ketinggian air yang masuk kerumah warga hampir 1,5 meter.
Selain itu banjir juga menggenangi tiga sekola satu masjid dan satu mushala di Kampung Tarandam.
"Pagi tadi kami sudah menyalurkan sarapan kepada korban banjir sekarang kami bantu pembersihan rumah," ujarnya. (Antara)