Limapuluh Kota - Ribuan ikan yang ditemukan warga mati di hulu Sungai Batang Maek yang terletak di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, tepatnya di Nagari Tanjuang Pauah dan Nagari Tanjuang Balik Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat bukan disebabkan oleh aktivitas tambang PT. Berkat Bhineka Perkasa (BBP).
Hal tersebut dijelaskan Kapolres 50 Kota AKBP Sri Wibowo, SIK, MH diwakili Kasat Reskrim, AKP. Anton Luther saat konferensi pers di Polres setempat, Kamis (21/11).
Dijelaskan AKP. Anton Luther, ikan tersebut bukan mati melainkan pusing karena naiknya lumpur dari bawah sungai akibat intensitas hujan yang tinggi bukan pusing karena aktivitas tambang PT Berkat, dan fenomena ini selalu terjadi tiap tahunnya.
Hulu Batang Maek merupakan salah satu sumber air yang mengisi waduk PLTA Koto Panjang. Banyak nelayan yang mencari ikan di sekitar waduk PLTA Koto Panjang.
Sebelumnya, Polres Limapuluh Kota sudah menurunkan tim ke lapangan melakukan pengecekan dan pengambilan sampel air, lumpur, dan ikan yang pingsan di hulu Batang Maek, kata Kasat, sampel yang diambil sudah diteliti di laboratorium guna mengetahui penyebab pingsannya ribuan ikan. Alhasil, tidak ada zat yang membahayakan saat sudah diuji labor Sumbar yang memiliki akreditasi dan ikan tersebut bisa dikonsumsi.
Disampaikan Kasat AKP. Anton Luther, menurut Kepala Jorong kenagarian Tanjung Balik, Enrizon panggilan Icon, ikan tersebut bukan mati, melainkan pusing. Hal senada juga diutarakan nelayan ikan Hendrijon dan Yernita pemilik warung dikawasan Batang Maek bahkan memasak ikan yang pusing karena aman dikonsumsi tersebut. Ditegaskan lagi, ikan yang pusing di Batang Maek tidak disebabkan oleh aktivitas tambang PT Berkat, untuk itu pihaknya (Polres 50 Kota) menghentikan penyelidikan. (BD)