Padangpanjang - Peringati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke -55, Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang melalui Dinas Kesehatan setempat menggelar sosialisasi Stunting yang diikuti oleh para kader PKK, Bundo Kanduang dan stakeholder, di Gedung M. Syafei, Rabu (13/11).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang, Nuryanuar, A.Pt, MM, M.Kes, mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang mencatat presentasi angka stunting di Kota Padangpanjang periode 2017 - 2018 yaitu 18,6 persen.
"Artinya terjadi penurunan dari yang sebelumnya 19,7 persen. Meskipun demikian, percepatan penurunan stunting menjadi Pekerjaan Rumah yang harus segera kita atasi," paparnya.
Walikota Padangpanjang yang diwakili Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Sonny Budaya Putra, AP. M.Si menyampaikan angka 18,6 persen stunting di Kota Padangpanjang itu diharapkan bisa menjadi 0 persen, atau di bawah lima persen.
"Ini menjadi cita cita kita didalam RPJMD. Permasalahan stunting merupakan isu strategis yang harus dipecahkan dalam 5 tahun ke depan," ungkap Sonny.
Dikatakan Sonny, hal itu sesuai dengan visi misi Walikota dan Wakil Walikota untuk mewujudkan SDM yang unggul, berakhlak dan berbudaya. SDM unggul dan berbudaya memiliki 2 indikator yaitu kesehatan dan pendidikan.
Lebih lanjut, Sekdako Sonny mengajak ASN menjadi contoh penggerak mengajak balita nya ke Posyandu. "Pegawai negeri berapapun golongannya harus menjadi contoh ditengah masyarakat membawa balitanya ke Posyandu," katanya.
Jika tidak bisa datang ke posyandu atau ke Puskemas, kata Sekdako Sonny Budaya Putra, dokter yang akan datang karena Pemko Padang panjang saat ini memiliki program dokter warga.
Stunting sendiri terjadi karena masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama dan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Dalam acara tersebut, para pejabat bersama seluruh stakeholder menandatangani komitmen sebagai upaya percepatan pencegahan stunting.
Adapun narasumber antaralain, Ketua TP. PKK Kota Padang Panjang yakni Ny. dr. Dian Puspita Fadly, Prof. Nur Indrawaty Lipito, Ph.D, dari Universitas Andalas dan dr. Fionaliza, MKM. (Del)