Notification

×

Iklan

Iklan

Universitas Fort De Kock, Gelar Forum Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan, IHQN Ke-15

19 November 2019 | 23:17 WIB Last Updated 2019-11-19T16:17:22Z


Bukittinggi - Forum nasional mutu pelayanan kesehatan (Indonesian Healthcare Quality Networks - IHQN) adalah wadah pemerhati mutu layanan kesehatan dari seluruh Indonesia sehingga bisa berbagi ilmu dan pengetahuan.

Pada kesempatan ini, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi bersama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta menggelar IHQN Ke-15 dengan tema meningkatkan cakupan efektif pelayanan kesehatan, penerapannya di rumah sakit, puskesmas untuk Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), medis, keperawatan serta kesehatan masyarakat. Selasa, (19/11),

Forum Mutu IHQN Ke-15 berlangsung selama 2 hari yang dimulai tanggal 19-20 November 2019 di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi. Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Ketua IHQN  Universitas UGM Yogyakarta Dr. dr. Hanevi Djasri, Mars, FISqua, Rektor Universitas Fort De Kock, Dr. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes, Wakil Rektor Universitas Fort De Kock, Nurhayati, SST, M. Biomed, Prof. Norhayati Mohd Zain, KPJ Healthcare College Malaysia dan Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat.

Ketua IHQN, Universitas UGM Yogyakarta, Dr. dr. Hanevi Djasri, Mars, FISqua menilai meski cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah tinggi, cakupan pelayanan juga sudah relatif tinggi namun cakupan efektif masih rendah atau belum dapat diukur.  Cakupan efektif merupakan salah satu aspek penting sebagai akuntabilitas sistem JKN termasuk akuntabilitas regulator dan fasilitas pelayanan kesehatan.

"Forum mutu ini akan mendorong kita untuk menciptakan berbagai inovasi, membangun kerja kolaboratif dan meningkatkan semangat perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat." kata Hanevi.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Fort De Kock, Dr. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes membahas peran dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan mutu pelayanan KIA. "Perempuan masih membutuhkan upaya perlindungan sekaligus pemberdayaan secara sistematik. Faktanya masih sering dijumpai disekitar tentang kasus-kasus kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan eksploitasi," kata Nita (panggilan evi hasnita),

Lalu untuk strategi KIA lanjut Nita, antara lain melalui pemberdayaan perempuan/suami dan keluarga, pemberdayaan masyarakat serta adanya kerjasama lintas sektoral termasuk pemerintah daerah, legislatif untuk mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu. (Rizky)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update