 |
| Fauzan Haviz, Tokoh Muda Kota Bukittinggi |
Bukittinggi - Menghadapi berbagai macam perkembangan zaman yang dilihat dari berbagai aspek, akan menjadi suatu tantangan yang cukup berat bagi seorang Pemimpin. Hal ini berlaku bagi setiap Pemimpin yang berada dilingkup organisasi terkecil maupun seorang Pemimpin Negara.
Salah satu contoh ketika pesatnya perkembangan suatu wilayah jika kurang bahkan tidak diiringi dengan keterlibatan anggota masyarakat, maka tidak menutup kemungkinan akan sulit bagi seorang Pemimpin untuk mewujudkannya.
Dalam sebuah pemikiran sederhana Fauzan Haviz, salah seorang Tokoh Muda Kota Bukittinggi menyampaikan bahwa seorang Pemimpin adalah Tokoh masyarakat yang dikenal secara langsung atau tidak langsung oleh pengikutnya. Seluruh masyarakat memiliki hak untuk menasehati seorang Pemimpin. Jumat, (28/02)
Salah satu bentuk nasihat kepada seorang Pemimpin adalah dengan mendoakannya. Namun realita yang terjadi saat ini semakin banyak masyarakat yang tidak mengetahui hak seorang Pemimpin. Sehingga banyak masyarakat yang menghina dan melecehkan, bahkan berujung kepada sikap tidak mengakui keabsaahan Pemerintahan.
Meskipun demikian lanjut Fauzan, yang juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Bukittinggi, tidak sedikit Pemimpin atau penguasa daerah yang melakukan kesalahan bahkan kejahatan, tetapi tidak ada penasehat penguasa yang akan menyampaikan kesalahannya.
Hal ini akan berdampak kepada sinergitas masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang semakin tidak harmonis. Efeknya, akan memperkeruh suasana dalam kehidupan masyarakat, diantaranya membuat orang mudah tersinggung dan marah.
Ketika, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemimpin akan membuat suatu wilayah akan mudah terpecah belah. Sementara, masih banyak persoalan-persoalan yang lebih penting untuk segera diselesaikan.
"Untuk mengantisipasi hal ini, apabila kita ingin sama-sama berharap banyak kepada seorang Pemimpin, tindakan silang pendapat, perdebatan-perdebatan yang berujung kepada perpecahan akibat hangatnya nuansa politik, selayaknya harus segera dihentikan," ujarnya.
Lanjut Fauzan, terutama yang sering berkembang di dunia maya, sering kali perdebatan itu keluar dari konteks. Padahal tak ada manfaat yang didapat dengan cara-cara seperti itu.
Selain itu, hal yang harus diperhatikan oleh seorang Pemimpin, salah satu solusinya adalah asas ikhtikad baik penguasa untuk mengurangi ketegangan politik dan disintegrasi di suatu wilayah.
"Jangan sampai perbedaan yang ada, dimanfaatkan oleh pihak lain demi memecah belah. Semestinya, kita masyarakat di Bukittinggi ini harus lebih jeli menganalisa cara-cara seperti ini. Kita tidak ingin perpecahan terjadi di dalam diri masyarakat, sebagaimana yang telah kita alami di masa penjajahan," kata Fauzan.
Diakhir perbincangan, Fauzan Haviz yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI Bukittinggi menambahkan, "Mari, sama-sama kita merawat perbedaan kalau perlu kita rajut kembali untuk mewujudkan sinergitas masyarakat sebagai modal termasuk kekayaan alam kita untuk membangun Kota Bukittinggi yang beriman dan beradab, kota yang layak hidup,
serta bangga jadi warga Kota Bukittinggi yang jujur, sederhana dan amanah. Perbedaan itu adalah kekuatan." (Rizky)
