Notification

×

Iklan

Iklan

Ribuan Ekor Ayam Bantuan Pemerintah Mati Mendadak di Pasaman

23 Februari 2020 | 14:20 WIB Last Updated 2020-04-09T07:21:11Z


Pasaman -- Puluhan ribu ekor ayam bantuan dari Kementerian Pertanian dalam program bedah kemiskinan rakyat sejahtera (Bekerja) di Kabupaten Pasaman, mati mendadak.

Bahkan parahnya lagi, bantuan ayam tersebut sudah mati saat serah terima dilakukan pada akhir tahun 2019 kemarin.

Program Bekerja yang menggunakan dana dari APBN sekitar Rp13 Miliar ini dinilai gagal total.

Dinas Pertanian Pasaman melalui Kabid Peternakan, Romi Zuswandi ketika dikonfirmasi oleh Pasbana.com mengakui, bahwa warga Rumah Tangga Miskin Pertanian (RTMP) sebagai penerima manfaat dari program itu banyak melaporkan kematian ayam bantuan dari Kementan tersebut.

"Keluhan terkait banyaknya ayam bantuan yang mati itu terus kami terima. Keluhan tersebut sebenarnya sudah kami sampaikan ke pelaksana kegiatan, yakni pihak BPTU HPT Padang Mangatas, di Payakumbuh. Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan berarti," terang Romi Zuswandi, Minggu (23/2/2020).

Romi menyebutkan bahwa dari data mereka sebanyak 5.872 kepala keluarga di kabupaten itu tercatat sebagai rumah tangga miskin pertanian yang menerima bantuan tersebut.

"Ribuan KK penerima manfaat program Bekerja ini tersebar di lima kecamatan yaitu Padang Gelugur, Rao Selatan, Rao, Lubuk Sikaping dan Mapattunggul. Tiap RTMP mendapat bantuan ayam 50 ekor, kandang Rp500 ribu dan pakan 150 kg. Total ayam bantuan mencapai 293.600 ekor," katanya.

Namun berdasarkan hasil monitoring ternak ayam yang diterima oleh RTMP rata-rata mati dengan tingkat kematian mencapai 75 sampai 100 persen per warga penerima.

"Kami sudah menyurati BPTU HPT Padang Mangatas, di Payakumbuh terkait peristiwa kematian ribuan ayam itu, pada tanggal 21 Januari 2020 lalu. Data itu merupakan hasil monitoring dan kunjungan kami ke lapangan serta laporan dari walinagari, TKSK, petugas pendamping, Bhabinkamtibmas dan Babinsa," kata Romi.

Pihaknya mengaku juga sudah melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui penyebab kematian dari puluhan ribu ayam tersebut.

"Namun dari hasil bedah yang kami lakukan bukan disebabkan oleh virus. Untuk memastikan lebih jelasnya perlu dilakukan uji labor. Satu-satu yang bisa memeriksa itu adalah Balai Veteriner di Baso, Agam," katanya.

Pihaknya berharap BPTU HPT Padang Mangatas, di Payakumbuh segera menyelesaikan persoalan ini agar warga tidak terus melontarkan kekecewan kepada Dinas Pertanian setempat.

Sementara salah seorang penerima manfaat warga Rao Selatan, Mulyadi mengaku saat ini hanya memelihara 5 ekor ayam saja dari 50 ekor yang diberikan.

“Ada 45 ekor yang mati mendadak. Saya tidak terlalu tahu apa penyakitnya, tetapi serangannya cepat dan menyebabkan kematian. Ada juga mati begitu turun dari truk pengangkut. Katanya yang mati akan diganti, namun hingga saat ini belum ada kejelasannya," tutupnya.(IB)

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update