Batusangkar --Dosen Ilmu Falak Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Nailurrahmi, M.Ag lakukan pengukuran kembali arah kiblat Masjid Ishlah Pariangan, hal ini sesuai permintaan khusus dari pengurus masjid tersebut.
Pengukuran kembali arah Kiblat Masjid Ishlah Pariangan, Sabtu (21/03) itu dihairi puluhan anggota masyarakat dari berbagai kalangan dan turut hadir pengurus masjid, niniak mamak, pemuda dan remaja masjid setempat.
Salah seorang pengurus masjid menuturkan, ini dilakukan karena adanya permintaan dari masyarakat meskipun sudah pernah diukur beberapa tahun yang lalu. “Dahulu pernah diukur oleh tim dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tanah Datar dengan metode MAK (Matahari di atas Ka’bah)” tuturnya.
Sementara itu Nailurrahmi Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang mengukur ulang arah Kiblat Masjid Ishlah tersebut menjelaskan bahwa metode MAK juga boleh digunakan karena memang matahari di atas Ka’bah ada masa nya dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan Juli, namun metode ini memiliki sedikit kelemahan karena ketelitian dan ketepatan waktu ketika akan mengambil titik pengukuran bayangan tersebut mempengaruhi hasil pengukuran.
Dosen yang juga aktif menulis ini sudah melakukan pengukuran arah kiblat di ratusan masjid di Sumatera Barat serta ahli dalam perhitungan dan pembuatan imsakiyah Ramadhan.
Dari hasil pengukuran masjid Ishlah Pariangan ini bergeser sepanjang dua derajat dari semula dengan menggunakan GPS, pencari arah Kiblat, Busur dan Segitiga Arah Kiblat.
“Pergeseran dua derajat tersebut berarti ada arah yang bergeser sepanjang 220 KM karena satu derajat di GPS setara dengan 110 KM,” ujar Nailurrahmi.
Usai pengukuran ulang arah Kiblat masjid yang terletak di Nagari Tuo Pariangan itu, masyarakat sangat puas dengan hasil ini karena bisa ikut langsung pengukuran tersebut serta disediakan waktu untuk berdiskusi setelah acara pengukuran selesai.
Ketua pengurus masjid Ishlah Pariangan Suherdi, S.Ag dan bendahara A. Dt. Rajo Panghulu, dua figur pengurus masjid yang inovatif dan responsif terhadap usulan masyarakat, atas nama pengurus dan masyarakat menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak IAIN Batusangkar, serta mengatakan pengukuran ini dilakukan kembali karena ada permintaan dari beberapa anggota masyarakat dan tikar mesjid Ishlah Pariangan ini juga akan diperbaharui semuanya.
Sementara itu Rektor IAIN Batusangkar Dr. H. Kasmuri, MA, mengatakan apa yang telah dilakukan dosen ini adalah bagaian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi IAIN Batusangkar, salah satunya Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat serta kepedulian Perguruan Tinggi Islam terhadap masyarakat.
"Mudah-mudahan yang dilakukan oleh salah satu dosen Ilmu Falak kita, akan memberikan arti pentingnya arah bagi ibadah shalat umat muslim, ini sudah disepakati para Imam Madzab; Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali yang mengatakan bahwa menghadap kiblat adalah sarat sahnya shalat, "ucapnya.
Kasmuri menambahkan, ditarik kesimpulan, jika syarat ini tidak terpenuhi maka shalat seorang muslim tidak dikatakan sah dan harus mengulang, terkecuali pada kasus-kasus tertentu semisal shalat di dalam kendaraan, shalat khauf (shalat dalam perang), serta hal-hal yang menyulitkan seseorang untuk mengetahui posisi kiblat. (hp)