Oleh : Jesi Eranda Putri, Sastra Minangkabau 2018, Universitas Andalas
Limapuluh Kota - Perkembangan wabah Covid -19 ( Corona Virus Disease - 19 ) di dunia semakin meningkat pesat. Tidak hanya menyerang kaum lansia, tapi juga anak-anak. Walaupun Covid-19 pada kaum lansia tingkat penyembuhannya sangat kecil dibandingkan anak-anak, namun tetap saja berbahaya jika menyerang anak-anak usia dini.
Seperti dikupas Kompas.com data terbaru per Selasa (7/ 4/ 2020) menunjukkan, jumlah infeksi virus corona di dunia sebayak 1,34 juta kasus. Dari jumlah tersebut, 74.565 orang meninggal dunia, dan 276.515 pasien dinyatakan sembuh.
Sedangkan di Indonesia per Senin (6/ 4/ 2020), data terbaru kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di Indonesia adalah sebanyak 2.491. Jumlah ini menunjukkan adanya penambahan 218 kasus baru dari hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 192 pasien telah dinyatakan sembuh, dan 209 orang meninggal dunia. Kasus-kasus ini tersebar di 32 provinsi di Indonesia.
Untuk mengantisipasi penyebaran dan penanganan virus corona, Covid-19, nagari Tarantang, kecamatan Harau, kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat dibawah pimpinan Walinagari Tarantang Sudahri.SE ikut melakukan pergerakan antisipasi. Tidak hanya menghimbau warga untuk mematuhi peraturan sosial distancing, pihaknya juga melakukan beberapa program untuk mengantispasi Covid-19.
Dijelaskan Sudahri, Kamis (8/9), berapa program nagari Tarantang untuk mengantisipasi Covid-19 diantaranya yang sudah terealisasikan sampai saat ini, dengan membentuk tim relawan Covid-19 yang di dalamnya terdiri dari Wali Nagari, Bamus, perangkat nagari, tenaga medis, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat, serta membuat posko relawan Covid-19.
“Pekerjaan yang telah dilaksanakan tim relawan Covid-19 Nagari Tarantang diantaranya adalah sosialisasi bahaya Covid-19 sebanyak 6 kali, pendataan ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Covid-19 setiap warga Nagari Tarantang yang baru pulang dari luar kota atau daerah, Volume penyemprotan disinfektan pada kantor pemerintah, tempat ibadah, dan pada rumah penduduk yang telah dilakukan beberapa kali, serta membagikan handsanitizer (pembersih tangan) kepada masyarakat setempat,” jelas Sudahri.
Sudahri menghimbau bagi warga yang baru pulang dari rantau diwajibkan melapor ke kepala jorong masing-masing, melaporkan dari daerah mana dia datang (luar kota) dan keadaan kesehatan pada saat itu.
Warga Tarantang yang baru datang dari luar kota akan naik statusnya menjadi ODP, serta mereka akan di isolasi mandiri selama 14 hari lebih kurang dan dipantau oleh tim relawan Covid -19 untuk memastikan keadaan mereka benar-benar aman, sehingga tidak membahayakan keluarga dan masyarakat jika mereka terinfeksi Covid-19.
Sampai saat ini yang terdata sebagai ODP di Nagari Tarantang sebanyak 25 orang. Dan terdata 21 orang dalam keadaan sehat, 1 orang campak, 1 orang flu dan batuk, dan 2 orang flu biasa. Namun 4 orang yang memiliki sedikit masalah kesehatan itu sampai saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka terpapar Covid-19.
Tanggapan masyarakat terhadap Covid-19 ini terlihat sudah mulai mengikuti anjuran pemerintah untuk social distancing. Hal itu terbukti dengan perayaan atau pesta-pesta yang melibatkan banyak orang sudah tidak dilakukan lagi di Nagari Tarantang. Serta kelompok-kelompok organisasi yang mengadakan perkumpulan rutin pun sudah meminimalisir kegiatan mereka. Namun perkumpulan yang tak terlalu melibatkan keramaian masih tetap dilaksanakan.
Tempat-tempat wisata sekitar pun telah ditutup sampai keadaan benar-benar membaik. Salah satu gerbang yang terdapat di Nagari Tarantang yang terletak di perbatasaan antara Jorong Tarantang dan Lubuak Limpato, biasanya miliki karcis masuk kekawasan wisata. Namun karena mengantisipasi Covid-19 ini, mereka terpaksa melarang pengunjung masuk.
Covid-19 tak menghambat masyarakat Nagari Tarantang untuk tetap bekerja mencari nafkah. Karena jika tidak bekerja, masyarakat benar-benar akan kehilangan mata pencarian masyarakat Nagari Tarantang kebanyakan sebagai petani, pekerjaan ini tak melibatkan banyak orang atau dilakukan di keramaian.
“Jadi, tetap bekerja selama masih menjaga jarak dan selalu mengutamakan kebersihan diri bukanlah suatu masalah. Kepada mereka yang memiliki pemasukan dari tempat wisata, tentu akan sangat meresakan dampak Covid-19 ini pada perekonomian mereka. Pasalnya dengan tidak adanya pengunjung, akan membuat mereka kehilangan pemasukan,” harap Wanag Sudahri.
Namun, pemerintah Nagari Tarantang sedang mendata warga miskin diluar BDT (Basis Data Terpadu) dan masyarakat yang menerima program PKH akibat ditutupnya objek wisata Lembah Harau, baik pedagang maupun petani pekerja.
Hal ini, kata Sudahri, guna diteruskan ke instansi/ Dinas Penanganan Covid-19, dan mungkin mendapat bantuan baik berupa sembako atau lainnya. Itulah upaya Pemerintah Nagari Tarantang dalam menghadapi dampak Covid-19, semoga beberapa instansi tetap pedulidengan warganya.
“Dampak Covid-19 tidak hanya pada ekonomi masyarakat, namun ini juga berdampak pada psikologi masyarakat. Covid-19 menimbulkan perasaan tertekan, stres dan cemas dengan pemberitaan mengenai meningkatnya jumlah penderita Covid-19. Karena pemberitaan yang simpang siur, atau kurang valid tepat dapat memicu stress pada masyarakat, yang mempengaruhi hormon stress, sehingga menyebabkan sistem imun yang menurun dan rentan tertular Covid-19,” pungkas Sudahri.