Sebentar lagi Ramadhan....!
Ya..hanya hitungan hari, bisa dihitung dengan jari dan itu cukup dengan jari yang ada di satu tangan kita...
Ramadhan...sangat dekat..dekat sekali..dia akan datang. Mengetuk pintu pintu jiwa kita. Menggedor kalbu terdalam kita. Menyapa intuisi Ilahiah kita.
Pasbana.com -- Ramadhan kali ini datang ketika kecemasan menghujam dalam di jantung hati. Ketakutan dan kecemasan akan wabah yang sedang terjadi. Namun apakah ketakutan ini akan mengalahkan kecintaan kita kepada Ramadhan ini?
Apakah kekhawatiran dan kecemasan kita melupakan bulan yang dinanti ini?
Semoga tidak...
Karena Nabi, Para sahabat dan orang orang sholeh bermohon untuk bisa berjumpa di bulan mulia ini.
Bahkan ada doa yang terkenal, yang sering dipanjatkan nabi akan berjumpa dengan Ramadhan ini..
Allahumma Bariklana fii Rajaba wa Sya'ban
Wa balighna Ramadhan...
Yang artinya Ya Allah Berkahi kami dibulan Rajab dan bulan Sya'ban, dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan...
Indah bukan doa baginda Rasulullah???
Memohon kepada Allah untuk disampaikan kepada bulan ramadhan. Dengan memelas dan berurai air mata sampai basah jenggotnya yang lebat mengulang ulang doa ini.
Duhai Ramadhan...
Tentu tentu sangat spesial engkau dihati Rasulullah. Sampai begitu nabi berdoa agar berjumpa dengan mu. Ya Ramadhan kariim..tentu banyak keutamaan yang engkau miliki, sampai Rasulullah meminta khusus kehadiranmu kepada Allah. Lalu apakah kami sebagai umat mu akan mengacuhkanmu ya Ramadhan. Akan kah kekhawatiran kami dengan kondisi ini mengalahkan kecintaan kami padamu ya Ramadhan....
Lalu doa apa yang sudah kita munajahkan untuk berjumpa ramadhan..?
Pengharapan apa yang sudah kita langitkan untuk membumikan ramadhan..?
Dan persiapan apa yang sudah kita korban kan untuk mendapatkan Ramadhan..?
Shalat kita? Apakah masih begitu begitu juga? Jauh dari kekhusyukan...
Baca Alquran kita? Masih ditunda tunda hingga begitu lama dan sekarang sudah hampir masuk pula ramadhan,masih belum kita sentuh itu Alquran. Masih belum khatam khatam juga itu Alquran, masih belum kita baca juga itu Alquran
Begitukah kita memperlakukan ramadhan yang sebentar lagi akan datang..?
Hanya sebegitukah kadar cinta kita pada Ramadhan sehingga tidak ada yang spesial yang kita lakukan..?
Lalu kondisi seperti apalagi yang kita harus alami sehingga kita istimewakan Ramadhan ini..?
Apa yang kondisi yang kita alami saat ini, belum cukup untuk menghentak nurani kita terdalam..?
Apa yang kita alami ini, hanya sedikit ketakutan ketakutan kecil yang dititipkan Allah...
Bukan kah Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 155 dan kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah buahan.
Bahkan jauh sebelum semua ini terjadi, Allah telah menjawab kontan kegundahan kita dalam Alquran.
Kenapa semua ini terjadi ya Allah....mungkin begitu ratapan hati kita pada Nya..
Kondisi ini hadir sebagai konsekwensi dari keimanan kita.
"Apakah kamu dibiarkan saja mengatakan "kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi" (Al ankabut ayat 2)
Terjawab sudah kenapa ujian itu hadir pada kita hari ini.
Dan masihkah juga terbetik dihati kita untuk apa sesungguhnya ujian ini,
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya”(QS. At-Taghabun :11)
Lagi lagi Allah ingin kita semakin beriman dan mendapat petunjuk dari semua kejadian yang ada dan semakin mendekat kepadanya..
Namun, mengapa ini harus terjadi menimpa kita..
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al-Ankabut : 3).
Dengan ujian ini Allah ingin melihat siapa yang benar iman nya.
Atau jangan jangan, ketaatan yang selama ini kita lakukan hanya kepura puraan saja. Ibadah yang kita jalankan juga adalah keterpaksaan saja. Bukan lahir dari ketundukan kepada Nya.
Bukan kah Allah juga sudah ingatkan kepada kita.
"Dan tidaklah diperintahkan kepadamu melainkan memurnikan ketaatan kepada Nya. (QS. Al Bayyinah ).
Allah ingin ketaatan kita, ibadah kita dan semua amal kita hanya karena Allah semata.
Disaat ini, tidak sedikit diantara kita yang saling menyalahkan atas musibah ini, mereka reka apa gerangan penywbab semua ini, dan Dari mana musibah ini sebenarnya berasal, semua kita bertanya tanya dan menduga duga.
Tentu kita semua terkejut, ternyata ini semua telah dijawab Allah dalam firman Nya,
“Dari mana datangnya ini?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165).
Ternyata penyebab ini semua adalah kita sendiri.
Bahkan dalam ayat lain Allah sampaikan,
"Telah nyata kerusakan didarat dan di laut akibat ulah manusia" (Surat Ar Ruum)
Sehingga kita tak bisa menyangkal, semua ini terjadi karena ulah manusia itu sendiri. Ketidak taatab pada Allah, keserakahan, kebencian, ketamakan ternyata akan berujung kerusakan di bumi ini.
Tapi tentu wabah ini sungguh buruk bagi kita, mungkin begitu fikir kita.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216).
Ketahuilah, mungkin saja ini adalah waktu rehat sejenak yang Allah hadiahkan untuk kita. Agar kita berfikir, merenung selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian.
Bumi yang selama ini dikotori oleh polusi, hari ini biru cerah kembali karena manusia berhenti beraktivitas.
Manusia kembali berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga nya, dengan anak istri nya. Yang mungkin selama ini terbaikan oleh kesibukan kita. Ini juga hadiah dari Allah untuk membenahi ibadah kita yang selama ini tak jelas dan tak karu karuan. Kesempatan bagi kita memperbaiki hubungan dengan Allah.
Namun mungkin telah sesak nafas kita, berat hidup ini, gara-gara wabah ini…
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286).
Ketika seorang hamba hanya mampu memikul beban 10 kg, maka tentu Allah tidak akan memberikan kepadanya 15 kg. Semua ini akan menjadi ringan ketika kita hadirkan iman, ketika kita libatkan Allah dalam setiap masalah kehidupan ini.
Kita masih saja berkeluh kesah, tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kita tidak bisa berbuat apa-apa….
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139).
Allah tidak ingin kita lemah dengan kondisi ini. Justru Allah ingin sampaikan, kondisi ini adalah peluang besar bagi kita untuk mendampatkan kemuliaan disisi Allah.
Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kita. Rasanya kita mau menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87).
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56).
Putus asa bukanlah karakter orang beriman. Kita tidak diajarkan demikian oleh agama ini.
Justru kondisi ini mestinya makin memperkuat hubungan kita dengan Allah, makin memperkokoh iman kita kepada Nya, dan makin mempersiapkan bekal untuk menghadapNya. Karena ternyata wabah ini mengajarkan kepada kita begitu dekatnya kematian, tidak memilih siapapun dan apapun kondisi kita. Maka tidak kah kita tergugah untuk mempersembahkan pengabdian terbaik padaNya.
Dan Ramadhan, adalah sebaik baik waktu untuk menghambakan diri dan berbekal seraya bermunajah kepadaNya.
Ada saat nya kondisi sekarang membuat kita gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang dihadapi...
Maka Allah menghibur kita dengan firman Nya,
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kita? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kita?
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4).
Ketaqwaan adalah kunci terbaik menjalani situasi ini.dan ajaibnya Ramadhan datang disaat kondisi kita semakin berat, dan harus kita fahami bukan kah madrasah ramadhan itu adalah untuk membentuk pribadi bertaqwa itu..?
Masih ada kegundahan kita, karena tempat kita bekerja sudah memotong gaji kita. Bahkan sebagian dari kita mungkin sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kita nanti?
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Hud: 6)
Binatang melata saja Allah jamin rezeki nya, apalagi kita, maka kuatkanlah keyakinan dan ketaqwaan kita.
Sudah lebih dari sebulan kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Sungguh kita tidak tahu, sampai kapan suasana ini akan berlangsung.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200).
Lagi lagi Allah menyuruh kita bersabar,
Kenapa Allah menyuruh kita untuk bersabar?
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran : 146)
Ketika cinta Allah kita dapatkan maka masihkah kita ragukan rezeki kita..
Bukankah kita telah bersandar kepada sang pemilik Rezeki itu...?
Lalu apakah balasan Allah terhadap kesabaran kita ini?
"Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang divukupkan pahala mereka tanpa batas (QS Az zumar : 10)
Luarbiasa janji Allah, tidakkah semua ini membuat kita lebih tenang menghadapi ramadhan. Tidak kah semua itu membuat kita tambah semangat menyongsong Ramadhan?
Mudah mudahan dengan sabarnya kita, dengan Ridha nya kita
Allah sapa kita dengan firman Nya
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 8).
“Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar” (QS. At-Taubah : 72).
Maka wahai saudaraku...
Jika iman itu masih ada dihati kita, tentu tidak ada alasan bagi kita untuk takut dan bersedih hati dengan kondisi ini..
Kenapa...
Karena kita punya Allah..
Maka mari kita sambut ramadhan yang datang sebentar lagi..
Kita jalani hari hari kedepan untuk mempersembahkan pengabdian terbaik kita pada Allah...
Kita tengadahkan tangan dan bermunajah kepada Nya...
Semoga wabah ini segera berlalu...
Dan Allah meridhoi kita semua....