Oleh : Rio Friyadi |
Pasbana.com - Sama halnya dengan daerah lain, Pilkada Kabupaten Agam juga tidak ketinggalan menjadi kontestasi terpanas pada tahun ini. Sebanyak tiga ratus ribu lebih suara yang akan diperebutkan untuk memimpin Kabupaten terpadat di Sumatera Barat ini. Sempat terhenti selama masa PSBB, sekarang pertarungan di media dan akar rumput antar bakal calon kembali menggeliat.
Trinda Farhan yang merupakan petahana menjadi sorotan publik. Pasalnya pada dua Pilkada sebelumnya mantan Wakil Bupati selalu tumbang di pertempuran. Ardinal Hasan kalah tahun 2010, Irwan Fikri juga bernasib serupa lima tahun berselang setelahnya. Menariknya, baik Trinda Farhan, Irwan Fikri maupun Ardinal Hasan berasal dari daerah yang sama, Maninjau.
Namun pengalaman masa lalu sepertinya tidak jadi hambatan bagi Trinda Farhan untuk menjadi Calon Bupati. Baliho-baliho pun sudah berjejeran menandakan kesungguhan sang petahana untuk maju. Santer terdengar, beliau sudah mengantongi tiket oleh partainya untuk maju ke gelanggang.
PKS sendiri memang dikenal sebagai partai paling berani mengusung kader sendiri pada Pilkada Agam. Tiga kali perhelatan Pilbup,PKS tak pernah absen mengusung kader terbaik. Namun ketiganya diusung sebagai Calon Wakil Bupati. Pada 2020, PKS mau memanfaatkan momentum, berbekal pengalaman jadi Wakil Bupati, PKS pede bidik BA 1 T menjadi incaran utama. "Bupati atau tidak ikut sama sekali" begitu kira-kira statemen seorang kader PKS yang sering mengajak penulis minum kopi.
Lantas, bagaimana peluang Trinda Farhan? Jawabannya tentu saja semua orang punya peluang, termasuk Trinda Farhan sendiri. Lawan yang berat, sudah pasti. Ada pengusaha ekspedisi ternama yang juga Anggota DPRD Sumbar, ada juga Ketua DPW sebuah partai yang sudah hampir memastikan diri menjadi petarung petahana.
Namun sekelas Trinda Farhan yang menjabat dua kali Ketua DPW PKS Sumbar sudah khatam bagaimana cara berlaga pada Pilkada. Sekali mengantarkan Irwan Prayitno menjadi Gubernur Sumbar, dua kali menjadi Anggota DPRD Sumbar hingga sukses memenangkan Pilkada 2015 adalah sinyal bahwa beliau politisi ulung yang tahu betul bagaimana cara memenangkan laga.
Terlebih beliau punya kendaraan besar bernama PKS. Jangan ditanya bagaimana pengalaman partai ini menghadapi Pilkada Agam, bisa dibilang paling senior urusan Pilkada dibandingkan yang lain. Dan bagi PKS menghantarkan Trinda Farhan menjadi Bupati adalah keharusan, tak mampu mengambil momen ini. Maka boleh jadi PKS akan kehilangan kesempatan di masa akan datang untuk mendudukkan kadernya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Agam.
Tantangan besar menanti, PKS tak punya tiket cukup untuk mendaftar ke KPU. Opsi yang bisa diambil tentu mencari wakil yang bisa membawa tambahan tiket untuk bisa mengikuti pendaftaran. Berbagai spekulasi muncul dengan siapa petahana akan berpasangan. Informasi yang beredar sejumlah tokoh menawarkan diri mendampingi beliau. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan deklarasi dengan siapa sang petahana akan berpasangan. Opsi yang paling bagus tentu saja mencari calon yang kuat dari Timur agar kekuatan Trinda Farhan menguat di Agam bagian timur.
Berpikir keras untuk menata strategi adalah keharusan yang dilakukan petahana dan partainya untuk menangkan Pilkada. Tergelincir sedikit siap-siap saja petahana mengikuti jejak dua orang Wakil Bupati sebelumnya.(*)