Pasbana-- Jika Si Lunak telah menunggangi Kuda kesayangannya, Kresna maka pemilik kuda lainnya yang bakal menjadi pesaingnya akan panik. Si Lunak dan kudanya Kresna tak terkalahkan lagi.
Pada era tahun 70 hingga 80-an, nama joki Silunak terkenal dalam pacu kuda di Sumatera Barat. Silunak sering menunggang kuda Kresna milik seorang pejabat di Solok.Dia jadi buah bibir di gelanggang. Sebut saja Bukit Gombak di Batusangkar, Bukit Ambacang di Bukittinggi, Bancah Laweh di Padang Panjang, Ampang Kualo di Solok dan di Payakumbuh, Padang, Sijunjung, Pariaman.
Silunak jadi bintang masa itu.Kalau Kresna sudah dipegang Silunak, maka pemilik kuda lain jadi panik. Pasar taruh berubah seketika. Beda bila Krisna dijoki orang lain.Masa itu sama juga dengan sekarang. Banyak kuda kuda hebat milik orang terpandang. Semua kuda pacu itu, bisa saja bergiliran menjadi juara. Kresna juga pernah kalah di gelanggang. Tentu saja ketika bukan Silunak yang memacu.
Silunak yang merupakan sosok legendaris di berbagai Gelanggang Pacuan Kuda di Sumatera Barat adalah sosok yang sederhana.
Secara fisik, postur Silunak tingginya sekitar semeter lebih. Tubuhnya kecil. Si Lunak juga diberikan kesehatan yang baik di usia tuanya.Dalam usia yang tak muda lagi, sekitar delapan puluh tahunan, Si Lunak masih tampak bugar. Wajahnya tenang dan berwibawa. Matanya masih terang. Telinga masih nyaring. Hanya gigi yang tidak cukup.
Dari pengakuannya, kenapa kuda Kresna selalu menang kalau dia yang pegang., dengan lugas dijelaskan bahwa ia memacu Kresna tanpa mencambuknya.
"Saya dengan kuda itu satu hati. Saya tak pernah menyambuk ketika mamacunya. Jika terjadi balapan sengit, saya mendekap punggung Kresna minta ia lebih kencang," ungkap Silunak.
Rupanya Silunak tak pernah menyakiti kuda tunggangannya. Dia malah dari hati ke hati berbicara dengan Kresna ketika lawan yang dihadapi sangat tangguh.
Dengan demikian, Kresna pun berupaya sekuat tenaga tanpa tekanan.Ada lagi yang menarik dari Silunak.
Ketika di Bukit Ambacang seseorang datang menemuinya. Orang itu minta Kresna dikalahkan. Sebagai imbalan Silunak menerima satu buah bendi baru lengkap dengan kuda.
"Saya tidak terima tawaran itu. Saya tak mau memberikan upah sogok untuk anak dan istri. Lebih enak pemberian ikhlas dari pemilik kuda yang sudah mempercayakan Kresna kepada saya," tegas Silunak kala itu.
Dari Silunak, kita mendapat pelajaran berharga. Wajar Silunak terlihat masih segar dan sehat dalam kesederhanaannya selama hidupnya. Sebab, dia selalu memakan makanan dari sumber yang halal.Jika mau belajar dari Silunak, bagi kita yang punya fikiran tidak tenang, atau sering berkeluh kesah, hiduplah dengan kejujuran dan kesederhanaan.
Si Lunak sangat menyayangi kudanya. Dari hati yang terdalam, ia memacu kudanya. Sungguh sosok yang luar biasa dan patut untuk diteladani. (kabarantau)
#joki
#pacuankuda
#jujur
#sosokteladan
#suduikpasbana