Padang Panjang --Keamanan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu indikator majunya peradaban suatu bangsa. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, maka perangkat sosial dalam suatu masyarakat perlu dilibatkan secara aktif agar tujuan itu dapat tercapai secara maksimal serta sesuai dengan kultur dan budaya tempatan.
Ini adalah salah satu langkah strategis yang patut diapresiasi untuk Kapolres Padang Panjang, ungkap Drs. IM Dt. Mangkudun selaku tokoh adat Padang Panjang Batipuh X Koto dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Ruangan Panggung Satelit Mifan Waterpark Padang Panjang, Jumat (18/09).
Dalam acara tersebut, Angku Dt. Mangkudun menyambut baik atas keinginan baik Kapolres Padang Panjang, AKBP Apri Wibowo, S.I.K untuk mengintegerasikan nilai-nilai kultur daerah atau kearifan lokal adat Minangkabau dalam penegakan hukum, khususnya dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Angku Dt. Mangkudun menyampaikan bahwa tindakan preventif adalah salah satu alternatif yang perlu dilakukan bersama tokoh adat, ninik-mamak dan sejumlah elemen masyarakat lainnya, termasuk _stakeholder_ terkait, sehingga cita-cita terwujudnya masyarakat yang aman dan tertib dapat diwujudkan secara bersama.
Dalam kesempatan itu, Ir. Efendi Dt. Sidubalang juga menegaskan bahwa nilai-nilai kearifan lokal adat Minangkabau memiliki rumusan yang unik dan khas dalam proses penegakan hukum sekaligus membangun kesadaran hukum bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya bagi masyarakat Minangkabau itu sendiri.
Salah satu nilai tersebut adalah _pantang kusuik indak ka salasai, pantang karuah indak ka janiah_ . Artinya, apapun permasalahan pasti memiliki solusinya tersendiri, dan ini juga termasuk salah satu identitas dan karakter khas yang dimiliki oleh angku-angku dan ninik mamak yang ada di Minangkabau, tambah Nurmen Nazar Dt. Tan Majo Lelo.
Bahkan, dalam adagium lainnya menyebutkan bagaimana cara mereka dalam menangani suatu permasalahan, yaitu seperti _ma ambiak rambuik dalam tapuang, rambuik dapek, tapuang indak taserak_ . Sehingga alternatif _maminteh sabalun kanai_ menjadi nilai-nilai preventif masyarakat minang yang perlu dibudayakan serta diperkuat kembali eksistensinya dalam bermasyarakat. Maka karena itu, sekali lagi kami mengapresiasi langkah strategis yang ditempuh oleh Kapolres Padang Panjang, tegas H. HS. Dt. Panduko Basa selaku Ketua LKAAM Batipuh.
Acara FGD yang difasilitasi Sat Binmas Polres Padang Panjang ini dipimpin (dimoderatori) langsung oleh Allex Saputra selaku Ketua Pokdar Kamtibmas (Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Kota Padang Panjang yang nantinya akan dikukuhkan pada Senin, 21 September mendatang.
FGD yang dimulai dari jam 14.00 WIB tersebut berlangsung alot. Semua peserta diskusi yang hadir, turut menyampaikan pandangannya terhadap permasalahan penegakan hukum serta upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Basrizal, S.Sos Dt. Panghulu Basa selaku tokoh adat Batu Taba berpandangan bahwa nilai-nilai adat dan budaya yang teraktualisasi di tengah masyarakat Minang, (memang) akhir-akhir ini mengahadapi tantangan yang cukup signifikan, terutama oleh budaya luar yang mulai merasuki generasi muda kita. Maka dalam perspektif adat, keteladanan ninik mamak dalam memberikan contoh menjadi pertimbangan lain yang patut diperhitungkan. Misalnya, dalam mematuhi aturan berlalu lintas. Salah satu yang sering kita perhatikan, _baru aja lampu berwarna hijau, orang di belakang sudah mengklakson_, ini merupakan contoh paling sederhana yang harus dijauhi, termasuk penggunaan knalpot _racing_ di tempat umum yang bikin resah banyak orang.
Angku Basrizal, S.Sos Dt. Panghulu Basa juga mengharapkan agar kehadiran Pokdar Kamtibmas Kota Padang Panjang dapat bersinergi dengan baik bersama Polres Padang Panjang dalam rangka mewujudkan cita-cita keamanan dan ketertiban masyarakat berlandaskan kearifan lokal adat Minangkabau bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. Semoga Pokdar Kamtibmas Kota Padang Panjang bisa menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita tersebut, harapnya.
Dalam mencapai tujuan tersebut, setidaknya ada tiga (3) prinsip dasar yang semestinya menjadi spirit bagi kita dalam mensinergikan setiap program Pokdar Kamtibmas Padang Panjang dengan Polres Padang Panjang ke depannya, yaitu spirit pengabdian, spirit kebersamaan dan spirit membangun semangat kebersamaan, tegas Angku Basrizal, S.Sos Dt. Panghulu Basa.
Dr. Yurnalisman Syam, MM Dt. Simarajo selaku tokoh adat Nagari Gunung juga menyampaikan bahwa ketiga bentuk spirit yang dikemukakan oleh Angku Dt. Panghulu Basa tersebut merupakan role-model paling sederhana dan dinamis yang menjadi ciri khas dan semangat perjuangan orang Minang. Dengan berlandaskan ketiga prinsip itu, maka adagium _pantang kusuik indak ka salasai, pantang karuah indak ka janiah_ bisa terwujud ke dalam prilaku hidup masyarakat kita.
Apalagi jika kultur tersebut diperkuat dengan semangat literasi adat bagi generasi muda kita, tentu ini akan menjadi sebuah kekuatan kita dalam mewujudkan cita-cita masyarakat yang aman dan tertib serta patuh terhadap hukum, tambah Angku Nurmen Nazar Dt. Tan Majo Lelo.
Masri Edwar selaku tokoh LPM Kecamatan Padang Panjang Barat juga menyampaikan perlunya pemetaan bersama atas sejumlah permasalahan yang dihadapi di tengah masyarakat kita, sehingga bisa menemukan formalasi yang tepat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul.
Sementara itu, AKBP Apri Wibowo S.I.K selaku Kapolres Padang Panjang berterima kasih atas masukan-masukan dan sejumlah ide dan gagasan yang telah diberikan oleh sejumlah tokoh adat yang berhadir pada kesempatan ini.
Dalam kesempatan tersebut, AKBP Apri Wibowo S.I.K juga menyampaikan bahwa kehadiran Pokdar Kamtibmas di Kota Padang Panjang adalah sebagai salah satu forum/komunitas masyarakat yang secara sadar bisa menjadi penggerak dan sebagai solusi serta fasilitator atas ragam permasalahan sederhana yang muncul di tengah masyarakat kita.
Lebih lanjut, beliau mencontohkan, seperti dalam kondisi Pandemi Covid-19 saat ini, (perlu) peran serta masyarakat secara keseluruhan dalam memberikan pengawasan terhadap proses pembelajaran Daring yang dilakukan oleh setiap peserta didik. Antisipasi dan pengawasan maksimal tersebut perlu kita lakukan secara bersama agar peserta didik kita, tidak tersesat atau salah dalam menggunakan Smartphone yang ada di tangan mereka. Tanpa antisipasi pengawasan yang optimal dari kita bersama terhadap kegiatan yang mereka jalankan, bisa jadi akan berpotensi memunculkan permasalahan pada diri peserta didik kita, tegasnya.
Dalam acara tersebut, turut hadir para PJU Polres Padang Panjang, di antaranya P. Simamora selaku Kabag OPS, Winedri selaku Kasat Shabara, Irma Yolanda Nst. selaku Kasat Binmas dan Deby Kurnia Putra selaku KBO Intel serta jajaran anggota Polres Padang Panjang. (khz)