Agam – Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Agam, Ade Putra mengatakan dalam satu pekan terakhir, terjadi 3 kasus konflik antara manusia dan satwa liar di Kabupaten Agam.
“Sejak Senin (16/11) dilaporkan terjadi 3 konflik antara manusia dan satwa liar dalam wilayah Kabupaten Agam,” ujarnya.
Disebutkan Ade, kasus pertama konflik antara manusia dan satwa liar adalah penanganan Beruang Madu, yang muncul di kawasan kelok 42 Jorong Kuok Tigo Koto, Nagari Matur Mudiak, Kecamatan Matur pada Senin (16/11).
“Satwa beruang madu dilaporkan terlihat muncul beberapa kali di sekitar kebun durian milik warga setempat. Bulan lalu satwa itu juga muncul dan terekam video warga di sekitar lokasi Kelok 35,” sebutnya.
Dilanjutkan kasus kedua, pada Selasa (17/11), pihaknya melakukan penanganan konflik satwa liar jenis Macan Dahan, di Jorong Paraman, Nagari Sipinang, Kecamatan Palembayan.
“Dalam konflik ini, 3 ekor kambing milik warga setempat mati akibat interaksi negatif dengan satwa Macan Dahan,” jelas Ade.
Ketiga, pada Jumat (20/11) imbuh Ade, konflik satwa liar jenis Buaya Muara (Crocodylus Porosus) juga terjadi di Sungai Batang Alahan Anggang, Jorong Tapian Kandih, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan.
“Interaksi negatif satwa Buaya Muara dan manusia menyebabkan 1 korban yang merupakan warga setempat terluka pada bagian kaki kiri ketika sedang mencari ikan,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan penanganan terhadap 3 kasus tersebut bersama dengan aparat pemerintah setempat, TNI-Polri dan masyarakat sekitar lokasi kejadian.
Ade Putra menghimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati serta waspada ketika beraktivitas. Masyarakat diminta menghindari aktivitas di sungai dan di kebun pada malam hari.
“Selain itu diminta kepada warga untuk melakukan pengamanan terhadap ternaknya dengan cara memasukannya ke kandang,” ujar Ade. (Ril/bd)