Jakarta --Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa remaja yang sehat merupakan investasi masa depan bangsa. Generasi muda memiliki peranan penting untuk melanjutkan estafet pembangunan dan perkembangan bangsa. Di tangan merekalah arah negata ini ditentukan.
“Para remaja akan sangat menentukan apakah Indonesia bisa naik kelas di tataran dunia nantinya, itu sebabnya negara-negara yang banyak memiliki populasi usia muda akan menjadi negara besar nantinya,” katanya dalam puncak peringatan Hari Gizi Nasional ke-61 yang digelar secara daring dan luring pada Senin (25/1).
Untuk itu kesehatan dan status gizi para remaja harus dipersiapkan sejak dini, sehingga prediksi Indonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030 mendatang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif dan berdaya saing. Salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah adalah penanggulangan anemia pada remaja puteri.
Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih dan lesu sehingga akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya. Tak hanya itu, anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan generasi yang bermasalah gizi.
Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Kementerian Kesehatan telah melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.
“Hal-hal yang harus dilakukan kepada para remaja adalah memastikan gizinya terpenuhi, fisiknya kuat, saya lihat dibeberapa program isi piringnya harus lengkap, rutin olahraga, yang mungkin contohnya harus dimulai dari Kementerian Kesehatan,” imbuhnya.
Menkes menegaskan bahwa pembangunan manusia Indonesia harus mencakup seluruh perkembangan baik fisik, kognitif, psikologis, dan sosial. Keempatnya harus berjalan beriringan dan berkesinambungan untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
“Keempat tataran ini yang harus dilakukan bersama-sama, dan Kemenkes memiliki tanggung jawab yang besar untuk membangun di tataran fisik,” tutur Menkes.
Sementara itu, drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat melaporkan rangkaian peringatan HKN tahun ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing sesuai arah pembangunan kesehatan 2020-2024.
“Kami berharap adanya penguatan komitmen semua stakeholder dalam menungkatkan kepatuhan remaja puteri minum Tablet Tambah Darah (TTD),” katanya.
Komitmen tersebut ditandai dengan deklarasi bersama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung gerakan serentak minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi para remaja puteri seminggu sekali.
drg. Kartini menyebutkan Kemenkes terus melakukan upaya pencegahan dengan melakukan intervensi spesifik melalui pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.
Meskipun saat ini lndonesia masih dihadapkan pada situasi pandemi covid, berbagai upaya modifikasi pelayanan kesehatan termasuk pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi rema.ja puteri diharapkan tetap dapat dilakukan. Umumnya TTD remaja puteri didistribusikan melalui sekolah, namun dengan kebijakan belajar di rumah selama pandemi, pemberian TTD dapat dimodifikasi sesuai kebijakan daerah. (Ril/bd)