Payakumbuh - Sekdako Payakumbuh Rida Ananda melakukan sidak bersama Kasatpol PP Devitra di SMPN 4 Payakumbuh, SDN 26 Payakumbuh, dan SMKN 1 Payakumbuh, baru-baru ini.
Menurutnya, jangan sampai sudah jujur berbuat sesuai aturan, seperti melakukan rapid test terhadap guru-guru, tapi akhirnya jadi bumerang.
"Kita sudah lakukan rapid test terhadap ribuan guru-guru yang ada, dan terhadap yang reaktif dilakukan swab, hasilnya tentu saja banyak juga yang didapatkan positif. Bisa-bisa nanti zona kita berubah menjadi merah, ini kan akan jadi bumerang juga bagi Kota Payakumbuh, kita tidak bisa lagi melakukan sekolah tatap muka, ini harus mendapatkan perhatian serius dari seluruh unsur terkait," kata Rida.
Sekda menekankan kepala sekolah harus nyinyir, beri sanksi guru yang tidak disiplin, karena taruhan bagi Pemko Payakumbuh saat ini untuk melanjutkan sekolah tatap muka.
"Kalau kita zona merah lagi. Kita tidak akan bisa sekolah tatap muka lagi. Tujuan kita membentuk sekolah tangguh untuk menghindari hal itu. Mari kita lakukan kebiasaan 3M secara terus menerus. Mari kita motivasi guru-guru untuk tidak takut melakukan rapid tes dan kalau reaktif lakukan swab," kata Sekda.
Menariknya, di SMPN 4 Payakumbuh Sekda Rida Ananda mengapresiasi inovasi yang dihadirkan sekolah itu, ada tempat pengambilan dan penyerahan tugas luring siswa. Dimana sudah ada box-box yang disediakan dengan diberi label nama guru mata pelajaran yang bersangkutan.
“Ini bagus untuk dicontoh oleh sekolah lainnya di Payakumbuh, inovasi-inovasi lainnya yang bersifat membangun di tengah pandemi ini dapat menjadi syarat sebuah sekolah tangguh," simpul Sekda.
Menurut keterangan Kepala SMPN 4 Payakumbuh Mardiyus, inovasi itu bahkan dipresentasikannya saat Lomba Kepala Sekolah Inovatif tingkat Nasional 2020. Contoh penggunaan box tugas luring itu, apabila siswa menerima tugas di hari Senin, mereka tidak masuk sekolah pada Selasa, karena ada shift waktu belajar, lalu tugasnya disetorkan di box tersebut di hari Rabu pagi.
"Ini sudah kita lakukan dulu ketika sekolah tatap muka belum diperbolehkan. Sejak sekolah ditutup saat Covid-19, kami direalisasikan pada Oktober 2020, siswa tak perlu keluar masuk ruang majelis guru lagi, kita manfaatkan dana BOS untuk membuatnya," ujar Mardiyus. (BD)