Payakumbuh - Dengan tema "Mewujudkan Hobi menjadi prestasi dan prestasi sebagai profesi", Musyawarah Kota 1 Electronic Sport Indonesia (ESI) digelar di Kantor KONI Kota Payakumbuh, baru-baru ini.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kota Payakumbuh diwakili Kasi Olahraga Fiqih Rahmat. Turut hadir Wakil Ketua KONI Jondrizon, bertindak pemegang mandat Ketua ESI Kota Payakumbuh Ade Vianora, dan perwakilan tim/club E-Sport di Payakumbuh.
Dalam laporannya, Ketua Pelaksana Muskot 1 Yaumil Qodri menyampaikan ESI merupakan cabang olahraga (cabor) baru yang berhimpun di KONI, Muskot 1 dilaksanakan mengacu kepada mandat langsung dari ESI Provinsi Sumatera Barat.
"Kita mencari Ketua Definitif ESI Payakumbuh 2021-2025. Semoga ESI dapat menjadi wadah untuk menyalurkan hobi player gamers di Payakumbuh," kata Yaumil.
Ketua ESI Payakumbuh Ade Vianora menyampaikan, dirinya selaku pemegang mandat dari ESI Sumbar pada akhir 2020 lalu diberi tugas membentuk kepengurusan ESI di tingkat Kota Payakumbuh dan membentuk struktur kepengurusannya.
Ade menyebut jauh hari, bentuk giat dari kegiatan ESI telah banyak terlaksana dengan beberapa kali iven pertandingan yang dilaksanakan oleh squad atau tim yang ada di Payakumbuh, hasilnya luar biasa. Namun, mereka belum punya wadah tempat berhimpun, yaitu cabang olahraga resmi.
"Kami memiliki harapan agar ESI bisa berjalan sebaik-baiknya, sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang bisa bersaing di tingkat yang lebih tinggi, baik itu pemain maupun pelatih. Game online atau E-Sport adalah olahraga baru yang sangat dilirik oleh anak muda dan kaum milenial. Tidak cukup dengan hanya berkecimpung di klub saja, tapi perlu wadah seperti ESI," kata Ade.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Kota Payakumbuh Jondrizal menyampaikan banyak hal yang bisa didapat dan dilakukan dengan kehadiran ESI. Perkembangan teknologi saat ini, dengan memegang perangkat elektronik, seakan berhadapan dengan sisi mata uang. Ada sisi positif dan sisi negatifnya.
"Kondisi pada saat ini pada penyuka game dan player. Bila melihat ini hobi sebagai rekreasi adalah yang selama ini sudah dilakukan. Tapi, meraih prestasi dari hobi, ini tidak bisa dipungkiri lagi. Pesepakbola saja di awal-awal dianggap menghabiskan waktu dan bukan profesi. Namun mereka mampu menjadikan hobi sebagai profesi dan berprestasi.
ESI hadir sebagai lembaga mewadahi, memandu, dan mengarahkan profesionalisme player. Banyak hal bisa diraih dengan perkembangan teknologi, apa yang bisa ditampung ESI sehingga muaranya ada atlet yang profesional.
Kasi Olahraga Disparpora Payakumbuh Fiqih Rahmat menyampaikan E-Sport dan game berbeda. E-Sport sudah masuk ke ASEAN Games dan SEA Games, diakui sebagai olahraga prestasi di tingkat internasional. Di Indonesia, pengukuhan E-Sport pada Agustus 2020 lalu dan masuk ke cabang olahraga prestasi.
"Selama ini game masuk ke olahraga kreasi, dinikmati untuk kesenangan saja, tapi sekarang sudah masuk ke cabang olahraga prestasi karena dilombakan di pentas internasional. Kedepan akan masuk ke cabang yang diperlombakan di Porprov," ujarnya.
Fiqih juga menambahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga menyampaikan 3 substansi olharaga seperti sport science, sport tourism, dan sport industry. E-Sport lebih cenderung masuk ke kategori olahraga industri, tapi di Payakumbuh tidak menutup kemungkinan bisa masuk ke olahraga pariwisata.
"Stigma di masyarakat tentang game online masih banyak yang negatif karena edukasi yang belum optimal. Sementara pada pelaku gaming atau player, mereka bermain game online memang karena hobi saja. Rata-rata tim E-Sport bergenre, namun ada juga yang selalu prestasi di 1 genre," ungkapnya.
Fiqih juga berpesan ESI jangan lupa nanti dengan masalah data seperti atlet, pelatih, wasit, sarana prasarana, dan klub E-Sport yang ada di Payakumbuh.
"Pemko mendukung ESI sebagai Cabor resmi di Payakumbuh, semoga terwujud apa yang menjadi moto pada Muskot 1 kali ini," ujarnya. (BD)