Bukittinggi — Bertekad meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masa pandemi covid-19, Wako Erman Safar dan Wawako Marfendi berupaya dengan membuat banyak BUMD yang diyakini bisa mendongkrak PAD Kota Bukittinggi.
Sebagai konsekuensi dari adanya refocussing anggaran, berdampak pada PAD Kota Bukittinggi jauh menurun, hingga 9,5 persen dari APBD.
"Seluruh daerah di Indonesia, sangat terdampak akibat pandemi covid-19. Banyak anggaran yang direfocusing untuk penanangan covid-19, sejumlah kebijakan juga harus diambil untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19," jelas Walikota Erman Safar.
“Untuk itu, butuh upaya konkrit, salah satunya dengan membuat atau membentuk BUMD. Bukittinggi harus mandiri. Kita harus segera bentuk BUMD. BUMD akan ambil peluang dan potensi pendapatan. BUMD akan jadi PAD prioritas,” tegas Erman Safar, setelah membuka Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD Bukittinggi 2021-2026, di Auditorium Pustaka Bung Hatta, Selasa (09/03).
Pada sejumlah kesempatan, hal itu selalu digaungkan oleh Wali Kota Bukittinggi. Karena pada masa pandemi, Bukittinggi tidak dapat berbuat banyak untuk meningkatkan PAD, dari sisi retribusi dan lainnya.
InsyaAllah di tahun kepemimpinan kami, dapat mewujudkan ini. Sehingga Bukittinggi tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pusat. BUMD lebih fleksibel. Kami pikir, potensi besar menunggu di depan mata. Maksudnya, potensi yang telah dilahirkan oleh kegiatan pariwisata di Bukittinggi harus kami ambil dalam bentuk BUMD, membuat BUMD atau kegiatan produktif lain sehingga nanti meningkatkan PAD minimal 300 persen,” jelasnya.(rel/bd)