Padang Panjang -- Keinginan besar menjadikan kota berjuluk Serambi Mekkah ini sebagai Kota Literasi UNESCO ditunjukkan pemko dengan mempersiapkan proposal pengusulan (dossier) secara serius dan matang.
Selain semangat yang diperlihatkan berbagai unsur baik dari pemko, praktisi dan akademisi, hal tersebut juga tampak dari keterlibatan langsung Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano memberikan arahan poin-poin yang perlu dimasukkan dalam dossier pada rapat yang digelar, di Ruang VIP, Rabu (17/3).
Fadly menilai, potensi mengangkat Padang Panjang sebagai Kota Literasi berskala dunia sangat tepat, lantaran sejarah dan semangat literasi yang dipertahankan hingga kini. “Kita bisa lihat kehadiran penggiat literasi, komunitas-komunitas, TBM, masyarakat yang menyelenggarakan acara berbasis literasi secara badoncek, ini perlu menjadi bagian dijelaskan dalam penyusunan dossier,” kata Fadly.
Penerjemahan istilah-istilah bahasa daerah ke dalam bahasa Inggris diminta harus tepat sehingga mudah dipahami pada dossier tersebut. Wako Fadly meminta penguatan literasi adat turut menjadi poin. Di samping itu, perlu dijelaskan tokoh-tokoh literasi baik dari dahulu hingga sekarang.
"Lebih Etnic dan Struggle, jangan lupa unsur ekonomi kreatifnya,” ujar Wako.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Alvi Sena, ST, MT menyampaikan, program Kota Literasi UNESCO merupakan bagian dari Jaringan Kota Kreatif yang diluncurkan tahun 2004 lalu dan sekarang memilki anggota di bidang kreatif sebanyak tujuh kota.
“Bidang kreatif lainnya adalah Kriya dan Seni Rakyat, Disain, Film, Gastronomi, Seni Media dan Musik,” ungkapnya, seperti di kutip dari lama Kominfo Padang Panjang.
Adapun di antara Kota Literasi UNESCO saat ini adalah Barcelona-Spanyol, Milan-Italia, Manchester-Inggris, Seattle, Amerika Serikat, dan Baghdad-Iraq. (put)