Oleh: Elfiyon J |
Pasbana.com -- Di Bukittinggi saya lihat ada dua swalayan besar yang selalu ramai oleh pembeli. Nyaris parkirannya tak pernah kosong oleh konsumen.
Disekitarnya banyak swalayan lain meski menjual barang barang yang hampir sama dan parkiran juga lapang, tampak biasa biasa saja.
Penasaran dan mencoba bertanya tanya, melihat dari dekat apakah daya tariknya atau bedanya dengan swalayan lain.
Benar. Bukan pada barang yang dijual. Tapi pelayanan dan suasana berbelanja. Disatu swalayan, para pegawainya berseragam rapi dan bersih. Semua wanita berjilbab. Sejak berbelanja hingga ke kasir diberi layanan yang ramah. Alunan musik islami dan alunan al quran tiada henti hentinya. Saat shalat masuk azanpun terdengar dengan jelasnya. Parkirannya juga bagus. Ada petugasnya dan tidak berbayar.
Pada swalayan kedua, ternyata juga tidak mau kalah. Bedanya "sedikit" saja. Tapi yang sedikit itu sepertinya sudah cukup berpengaruh besar pada tingkat pelanggan. Apakah itu ?. Adalah layanan antar barang belanja ke bagasi kendaraan.
Manager swalayan ini sangat cerdas. Dengan layanan antar ke bagasi itu ia memudahkan ibu ibu yang belanja banyak barang, tidak rempong apalagi jika saat bersamaan membawa anak kecil yang harus dibimbing. Apalagi jika ada ibu hamil muda, baru operasi atau tangan kesemutan. Benar benar luar biasa. Kecil tapi memberi pengaruh besar.
Saya jadi ingat bagaimana revolusi di SPBU. Tahun 1980 an lalu hanya menyediakan bensin saja. Dalam dua dekade kemudian, sekarang semua hampir tersedia. Mulai dari toilèt umum, mushalla, atm, keran air radiator, isi angin gratis, minimarket, ayam goreng cepat saji, bahkan pizza dan rumah makan dan lainnya.
Mungkin kita pernah bertanya apa sih hubungan toilet umum di SPBU dengan penjualan BBM ?. Jelas tidak ada. Satu mengisi tengki, satu lagi mengosongkan "BBM" nya. Tapi bisa jadi orang berhenti sekaligus mengisi BBM disana karena ada toiletnya. Bersih pula.
Saya membayangkan jika revolusi itu juga terjadi di masjid masjid. Selain untuk shalat, ada parkiran yang luas, layanan konseling dan pengajian yang ada untuk semua kalangan, memiliki program tahfidz, yatim yang terbina, punya usaha produktif ternak sapi qurban dan kebun, penginapan bagi musafir dan lainnya.
Mungkin ini perlu jadi renungan kita semua, terutama para pengurus bagaimana agar jamaah semakin kian bertambah dan betah. Jika jamaah bertambah maka akan semakin banyak pula infak dan sedekahnya.
Tidak perlu lagi harus "bersorak" disetiap pekan untuk menutup tagihan listrik, air dan gaji para garinnya ke jamaah.
Wallahu alam bishawwab.
Beranda | Filantropi