Padang - Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus aktif di Sumbar sudah diiringi dengan upaya maksimal Pemprov bersama Kabupaten Kota se-Sumbar untuk penanganan Covid-19, termasuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi.
Ketersediaan oksigen masih menjadi salah satu fokus utama Pemprov Sumbar dikarenakan kebutuhan yang tinggi, namun juga menghadapi beberapa kendala dalam penyediaannya. Antara lain terbatasnya perusahaan penyedia transportasi liquid oksigen, terbatasnya isotank penyedia dan terbatasnya tabung-tabung oksigen di rumah sakit. Namun Pemprov Sumbar tetap berupaya agar ketersediaan oksigen bagi pasien Covid-19 di Sumbar dapat terpenuhi.
"Kebutuhan oksigen kita per hari hampir 22 ton untuk memasok lebih kurang 101 rumah sakit. Sementara ketersediaanya kurang dari separuh. Ini kita coba atasi melalui Satgas Oksigen yang sudah pro aktif. Bahkan sekarang kita sediakan nomor hotline untuk kebutuhan oksigen pasien Covid-19 di Sumbar," urai Mahyeldi via telepon seluler, Senin (9/8).
Untuk memudahkan komunikasi Rumah Sakit dengan Pemprov Sumbar terkaiat oksigen, Pemprov Sumbar telah menyediakan nomor hotline telepon di nomor 081374171675 (sdr Beniara) dan 081374474547 (dr. Fionaliza). Hal ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen, baik yang dirawat di rumah sakit ataupun yang tengah menjalani isolasi mandiri.
"Insya Allah kita akan berusaha semaksimal mungkin dalam penanganan Covid-19 di Sumbar. Kita menjalin komunikasi yang baik dengan banyak pihak. Bahkan beberapa hari lalu kita baru saja menerima dua tahap bantuan Presiden Jokowi untuk penanganan Covid-19 di Sumbar. Saat ini sedang dalam proses pendistribusian ke rumah sakit-rumah sakit di daerah," tambahnya.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Gubernur Sumbar baru saja menerima dua tahap bantuan Presiden RI yang berisikan obat-obatan bagi pasien Covid-19, 113 oksigen konsentrator dan 50 ventilator. Selain upaya di atas, saat ini bersama BNPB, Pemprov Sumbar juga tengah merancang tempat isolasi terapung, yang direncanakan akan berlokasi di Teluk Bayur.
Secara umum Mahyeldi menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di Sumbar masih terkendali dan akan terus dilakukan berbagai upaya yang dianggap perlu dan penting untuk penanganan covid-19 dimaksud.
Dari 4 kota (Padang, Padang Panjang, Bukittinggi dan Solok) yang sebelumnya masuk ke dalam PPKM level 4, saat ini hanya tinggal Kota Padang yang belum keluar.
"Saat ini hanya Kota Padang yang masih berada di PPKM level 4. Insya Allah dalam waktu dekat Kota Padang kita upayakan segera keluar dari asesmen level 4. Mari kita patuhi prokes, serta tingkatkan iman dan imun. Insya Allah kita bisa melewati pandemi ini. Izinkan juga saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi beserta jajaran, dan semua pihak yang telah membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Barat," tutup Mahyeldi. (Rel/bd)