Agam – Sejumlah pasar tradisional digerogoti rentenir. Pemkab Agam akan bergerak cepat mengatasi cara-cara ijon dengan membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bagi pedagang ataupun pelaku usaha.
Bupati Andri Warman menyebutkan, persoalan rentenir sudah menjadi komitmen Pemkab Agam dalam rangka menjaga stabilitas harga bagi para pedagang di pasar ataupun pelaku usaha.
Berdasarkan survey yang ditemui bupati beberapa waktu lalu, ia menemukan bahwa di sejumlah pasar banyak ditemukan rentenir yang memainkan harga pedagang.
Seperti pedagang sayur, hasil dagangannya dibawa masyarakat ke pasar nyaris dikuasai rentenir.
“Oleh sebab itu, pemerintah daerah akan membangun BUMD untuk menampung produk yang dibuat masyarakat. Persoalan selama ini, masyarakat kurang paham ke mana dijual. Kalau BUMD ada, otomatis pedagang cuma memikirkan membuat produk, soal pemasaran dan distribusi barang bisa dilakukan BUMD,” jelas Andri Warman, tempo hari, sebagaimana dicuplik dari AMCNews.
Tidak tertutup kemungkinan juga, bupati AWR juga akan membangun outlet atau konter untuk memasarkan usaha melalui jejaringan yang telah dibangunnya selama puluhan tahun sebagai pebisnis jasa transportasi yang telah digelutinya.
“Pada suatu saat, pernah saya impikan seperti Palai Rinuak juga bisa saya temukan di Jakarta. Maka, kehadiran outlet yang dibangun nanti Insya Allah jenis makanan rinuak bisa kita temukan dibeberapa kota besar. Tentu ini jadi ajang promosi kuliner,” tandasnya. (Rel)