Oleh: Satria Asmal, SP,CHt,CMH,CI (*
Pasbana.com -- Ketika kita berkomunikasi, maka setiap orang akan berbeda daya serap dan daya tangkap nya terhadap informasi yang kita sampaikan. Tergantung pada tingkat fokus, latar belakang pendidikan,usia, pemilihan kata dsb.
Itulah kenapa kita perlu memahami bagaimana pola otak menerima informasi agar diserap dengan baik. Menurut pakar komunikasi, kata kata hanya berpengaruh 7% saja dalam komunikasi, intonasi 38% dan body language 55%. Artinya, ada pendukung lain dalam proses komunikasi kita yang melebihi kata kata, yang ketika dimaksimalkan akan memberikan daya ungkit dan daya gugah yang spectacular.
Spiritual Hypnoteaching adalah pola komunikasi yang dibangun dengan memaksimalkan energi spiritual dan hipnosis.
Energi spiritual adalah energi ketuhanan yang muncul dari keikhlasan niat seseorang dan mampu melipat gandakan energi kebaikan yang dilakukan. Dengan energi spiritual, berkomunikasi terasa memiliki ruh, bernyawa dan bahkan dinamis.
Sementara hypnosis adalah, kondisi kesadaran manusia pada level tertentu untuk dilakukan sugesti positif.
Berkomunikasi dengan spiritual hypnoteaching sama kita tengah memaksimalkan seluruh komponen pendukung komunikasi agar terserap dengan baik.
Ketika berkomunikasi, maka modalitas kita dinamakan VAKOG singkatan dari Visual,Auditory,Kinestetik,Olfactory,Gulstatory yaitu gambar,suara,gerak,bau dan rasa.
Berdasarkan modalitas itulah otak akan mengolah,menganalisa,mengidentifikasi informasi lalu kemudian melewati critical filter, semacam pintu gerbang informasi masuk ke lam bawah sadar. Ketika critical area nya terbuka dengan baik maka informasi akan diterima pula dengan baik dan disimpan dimemory bawah sadar.
Spiritual Hypnoteaching memaksimalkan komunikasi kita untuk bisa diterima informasinya dengan baik
Tahapan apiritul hypnoteaching itu adalah,
1. Aktifkan Energi Spiritual (Niat yang tulus)
Niat adalah semacam tombol *ON* dalam komunikasi agar memiliki ruh. Niatkan lah komunikasi kita adalah untuk kebaikan, untuk kemanfaatan dan mencari ridho dari Allah. Jika ini energi kita berkomunikasi, maka Allah pun akan ikut menyertai dan membimbing pembicaraan kita. Menyentuh hati komunikan kita, karena Allah lah yang membolak balik kan hati manusia. Maka bermohon lah kebaikan kepada Allah dari perkataan kita.
Seperti pesan Nabi Muhammad saw, berkata baik atau diam. Berkata lah yang baik baik saja kalau tidak bisa lebih baik diam.
2. Bangun Rapport/Koneksi (gelombang otak)
Penerimaan informasi berbeda beda daya serapnya, tergantung pada gelombang otak tertentu.
Ketika kita memanfaatkan dan mengetahui gelombang otak dalam berkomunikasi, maka seseorang akan mudah memilih kata, mengatur pola komunikasi dan bahkan sampai memilih metode yang tepat untuk menyampaikan informasi.
Bangun kenyamanan dan hubungan yang hangat dengan audiens akan membuat seseorang terbuka menyerap informasi, akan lebih relaks dan nyaman berinteraksi. Data akan lebih mudah diserap.
3. Sampaikan Materi dengan memaksimalkan VAKOG (Visual,Auditory,Kinestetik, Olfactory,Gustactory)
Vakog adalah modalitas dalam berkomunikasi, maka maksimalkan dan berdayakan dengan baik. Sebelum informasi dicerna olah otak maka kita akan mendapatkan informasi awal dari apa yang kita lihat, apa yang kit dengar,rasakan itulah yang mempengaruhi daya serap informasi yang kita sampaikan. Maka ketika kita bicara gambarkan dengan jelas, sampaikan dengan jernih, contohkan dengan lugas dan sungguh itu akan memiliki daya gugah yang luarbiasa.
4. Hidupkan diskusi dan buat penasaran (state positif)
Buat State positif ketika berkomunikasi. Apa itu?
Buatlah kesan menarik, buatlah kesan positif, buatlah kesan elegan sehingga membuat seseorang makin penasaran, semakin besar rasa penasaran itu akan makin bagus untuk sebuah komunikasi dan pembelajaran
5. Closing dengan Elegan
Menutup komunikasi atau pembelajaran dengan elegan akan memiliki kesan tersendiri bagi audiens. Mereka kan merasakan ada energi dalam setiap kata kata. Dan mendapatkan sesuatu dari apa tang telah disampaikan. Terangkum dengan baik, elegan dan berkesan. Maka komunikasi seperti ini akan lama diingat, akan lama di kenang dan memiliki kesan yang dalam.
Buat kalimat penutup yang elegan dan berkesan, selanjutnya lihatlah keajaiban.(*)
*) Direktur Specta Indonesia
Master Trainer Spiritual Hypnosis