Notification

×

Iklan

Iklan

Diskusi di Komunitas Seni Kuflet, Muhammad de Putra: Menulis Sebagai Media Terapi

14 November 2021 | 18:56 WIB Last Updated 2022-06-27T08:22:20Z


Padang Panjang – Komunitas Seni Kuflet terus meningkatkan kualitas anggotanya dalam berkarya dan berkreasi. Kali ini, Kuflet mengadakan diskusi dengan menghadirkan Seniman muda, Muhammad de Putra bertempat di Sanggar Komunitas Kuflet Kampung Jambak, Minggu (14/11). 

Muhammad de Putra, adalah pemuda yang memiliki segudang prestasi. Kali ini, de Putra berbagi pengalaman dan tips tentang "Menulis Sebagai Media Terapi".

Booming issue terkait permasalahan kesehatan mental remaja yang sebenarnya menjadi salah satu masalah besar yang baru disadari dikalangan masyarakat. Diskusi yang digelar selama dua jam tiga puluh menit ini mengupas sejarah sosok de Putra kecil yang mengantarkannya menjadi De yang dikenal hari ini," jelas Mursidik, Sekretaris Komunitas Seni Kuflet yang jadi pembuka diskusi kali ini.


Muhammad De Putra mengatakan, “Proses kreatif De Putra kecil yang tumbuh dengan keterbatasan sebagai disabilitas. saya berkenalan  dengan puisi secara tidak sengaja. Ketika duduk di kelas tiga sekolah dasar. Kala itu mulai aktif membaca dan menulis puisi. Perlahan berdamai dengan kesehatan mental yang menyerang, ” tutur penerima Anugerah Kebudayaan kategori Anak dan Remaja 2017 tersebut. 

De Putra menambahkan, komunitas adalah ruang yang ramah untuk berkembang. Diskusi ini merupakan satu di antara ruang yang tersedia. Komunitas Seni Kuflet mendukung untuk mengenali diri setiap manusia yang tergabung di dalamnya. Kenali apa yang kita butuhkan dan apa yang dunia butuhkan. 

“Saya membutuhkan kekuatan untuk bisa tumbuh seperti anak seusia saya. Diskusi mengenai sastra dan puisi, tidak semata bicara perihal bagaimana cara menulis puisi. Namun lebih tentang memilih menulis puisi. Puisi memberi kekuatan agar dia bisa menguatkan penikmat karya, "tambah De Putra yang merupakan penyair dan mahasiswa Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya UGM.


“Pekanbaru merupakan kota yang menjadi saksi perjalanan kesastraan. Semenjak kecil saya mengikuti berbagai macam festival sastra yang selalu memberi semangat baru untuk terus berkarya. Sehingga menyadari bahwa sastra dan menulis adalah selfhealing terbaik yang saya miliki. Menulis mengantarkan saya bukan hanya sebagai penyair dengan lima antologi puisi tunggal,  namun juga sebagai satu dari lima orang Laskar Rempah Nusantara. Menulis menjembatani bebagai pencapaian dalam hidup saya," ungkap Sastrawan asal Riau tersebut.

De Putra juga menyampaikan bahwa pandemi ini mengajarkan bahwa memiliki lebih banyak waktu dengan diri sendiri. Banyak kegiatan yang biasanya diadakan di luar rumah, sekarang beralih. Apapun kegiatannya bisa dilakukan dari dalam rumah. Tahun 2021 menyadarkan terdapat banyak kehilangan. Ada narasi yang tidak hadir ketika ruang tatap muka dialihkan pada ruang virtual. 

" Tapi perihal menulis, pandemi atau tidak. Bukanlah masalah. Karena menulis akan selalu mengobati setiap luka," pungkasnya. (Sherly)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update