Notification

×

Iklan

Iklan

Makan Malam Di Luar

10 November 2021 | 20:48 WIB Last Updated 2024-06-15T02:15:36Z

Oleh: Irsyad Syafar


Pasbana | Untuk Kabar Sumbar -- Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi keluar rumah, karena dalam kondisi lapar. Kemudian di jalan, tiba-tiba Beliau bertemu dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang juga sedang duduk (berada) di jalan.

Maka Rasulullah bertanya: "Mengapa kalian keluar rumah malam-malam begini?" Keduanya menjawab: "Kami lapar, wahai Rasulullah!" Rupanya orang yang berdua itu juga lagi lapar.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku dalam Tangan-Nya, aku juga keluar karena lapar seperti kalian." 

Kemudian Rasulullah Saw mengajak mereka berdua menuju ke rumah salah seorang sahabat Anshar (diriwayatkan dia adalah Abu Haitsam bin At Taihan). Namun sayang dia sedang tidak di rumah. Tetapi tatkala istrinya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, dia mengucapkan; "Marhaban wa Ahlan (selamat datang)." 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Kemana si Fulan (Abu Haitsam)?" Isterinya menjawab: "Dia sedang pergi keluar mengambil air tawar untuk kami." Tiba-tiba suaminya datang dan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta dua sahabat beliau. Abu Haitsam sangat gembira dan berkata; "Alhamdulillah, tidak ada orang yang punya tamu paling mulia hari ini melebihi aku." 

Kemudian Abu Haitsam pergi mengambil setandan kurma dan menghidangkannya untuk tamu-tamu mulianya. Diantara korma tersebut ada yang masih muda, ada yang mulai masak, dan ada juga yang sudah sangat masak.

Lalu ia mempersilakan tamunya menikmati korma-korma tersebut. Kemudian ia mengambil pisau untuk menyembelih seekor kambing. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan disembelih yang lagi mempunyai susu." Maka dipotongnya seekor kambing, lalu dimasaknya. Malam itu mereka makan seekor kambing, setandan kurma, dan minum sampai mereka kenyang. 

Setelah semuanya kenyang dan puas makan dan minum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abu Bakar dan 'Umar: "Demi Allah yang jiwaku berada dalam Tangan-Nya, kalian akan ditanya pada hari kiamat tentang nikmat yang kalian peroleh ini. Kalian keluar dari rumah karena lapar dan pulang sesudah memperoleh nikmat ini." (HR Muslim dari Abu Hurairah).

Karena amanah dan tugas-tugas saya yang cukup padat, saya lumayan sering dinas keluar kota. Kadang menginggalkan rumah sampai 4 atau 5 hari. Akibatnya waktu saya bersama keluarga, cukup terbatas. Apalagi ada anak-anak yang sudah tidak di rumah lagi. Ada yang di asrama Perguruan Islam Ar Risalah, ada juga yang sedang berada di tempat kuliahnya masing-masing.

Beberapa waktu yang lalu, kami di rumah sedang dalam jumlah yang banyak. Abang Muadz lagi pulang libur dari Mesir. Kak Aisyah juga pulang libur dari Emirat. Hanya Abang Abdullah yang masih di Pekanbaru sibuk berkutat dengan skripsinya.

Bertepatan pula saya lagi ada dinas ke Payakumbuh dan Limapuluh kota, maka sekalian semua anak-anak dan keluarga ikut pulkam bersama. Malam harinya anak-anak bilang ke saya, "Abi, kita makan malam keluar yaa?" Saya balik bertanya, "Kemana?" Mereka jawab, "Terserah Abi ajalah."

Akhirnya anak-anak (termasuk anak mertua ) saya ajak ke sate dangung-dangung di simpang Batuhampa. Luar biasa senangnya mereka semua. Dua meja penuh sama kami sekeluarga. Anak-anak menikmati sate dangung-dangung dengan lahapnya. Apalagi daging satenya dipisah dalam satu piring tersendiri. Perut lapar, satenya enak, sungguh itu nikmat Allah yang sangat besar.

Rupanya, gak jauh dari meja kami ada sepasang Bapak dan Ibuk juga lagi makan sate berdua. Usia mereka sekitar 60an tahun. Beberapa kali mereka melihat-lihat ke arah kami. Saya pikir mungkin mereka heran lihat anak kami yang banyak. Akan tetapi setelah keduanya selesai makan sate, si bapak mendekati kami dan bertanya ke arah saya, "Ustadz Irsyad yaa?" Saya jawab, "Iya."

Beliau langsung menyalami saya. Wajahnya juga tampak bahagia. Rupanya beliau orang tua dari salah seorang santri kami yang sudah tamat beberapa tahun yang lalu. Setelah beberapa obrolan singkat, beliau pamit meninggalkan kami. Yang bikin kaget (sekaligus bahagia 😊) beliau membayari makanan kami semua. Padahal rombongan kami sangat "besar". Masak rombongan "kecil" yang membayar?

Segala puji hanya bagi Allah atas nikmat-nikmatNya. Dan semoga keberkahan bagi Bapak yang telah "mentraktir" kami dalam jamuan makan malam sate dangung-dangung.

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update