Tanah Datar | pasbana -- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh mengunjungi Kabupaten Tanah Datar untuk studi tiru penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Kunjungan ini disambut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Tanah Datar Alfian Jamrah didampingi Sekretaris Andrianto beserta para kabid dan fungsional ahli madya Efi Yendri di aula Baperlitbang, Rabu (8/12/2021).
Sekretaris Bappeda Kabupaten Simeulue Suparmi Iskandar selaku ketua rombongan menyampaikan tujuan kedatangan rombongan untuk bersilaturahmi sekaligus menggali informasi dan mendapatkan kiat-kiat penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
“Tanah Datar kami pilih karena dinilai berhasil dalam bidang perencanaan, bahkan tahun 2019 yang lalu menjadi yang terbaik di tingkat nasional kategori kabupaten pada ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD), kita juga ingin menuju hal tersebut, dimulai bisa berprestasi di tingkat provinsi Aceh,” ucapnya.
Lebih lanjut Suparmi jelaskan daerahnya termasuk daerah kepulauan dengan ibu kabupaten Sinabang dan merupakan daerah episentrum gempa.
“Sektor pertanian dan perikanan menjadi penopang terbesar perekonomian daerah namun demikian belum tergarap secara maksimal, untuk PAD juga masih rendah lebih kurang Rp. 46 Miliar” lanjutnya.
Suparmi juga sampaikan secara sosial budaya memiliki kemiripan dengan Minangkabau.
“Bahasa sebagian masyarakat kita di sana mirip dengan bahasa Minang di sini, cuma beda dialek saja. Orang Aceh tapi bahasanya mirip bahasa Minang. Kedekatan emosional lainnya, ulama dari Minangkabau adalah penyebar agama Islam pertama di daerah kami dan makam beliau saat ini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi peziarah,” sebutnya.
Sementara Kepala Baperlitbang Tanah Datar Alfian Jamrah menyambut baik kunjungan ini sebagai wadah silaturahmi dan berbagi informasi antar sesama institusi yang menangani perencanaan pembangunan daerah.
“Tanah Datar, daerah yang tidak punya industri dan tambang dalam skala besar. Sektor andalan daerah ini adalah pertanian dan pariwisata. Masyarakat lebih kurang 60 persen bergerak di bidang pertanian namun umumnya hanya dalam skala kecil. Penguasaan lahan rata-rata 0,2 hektar per orang,” urai Alfian.
Alfian juga terangkan saat ini Tanah Datar di bawah kepemimpinan Bapak Bupati Eka Putra dan Wakil Bupati Richi Aprian punya 10 program unggulan, salah satunya mengefisienkan biaya produksi pertanian melalui bantuan pembajakan sawah. “Program bajak gratis untuk masyarakat miskin ini sudah ditampung dalam APBD tahun 2022, sehingga biaya produksi petani bisa dibantu dan diharapkan meningkatnya pendapatan petani,” sebut Alfian
Terkait perencanaan pembangunan, Alfian sampaikan Tanah Datar dalam kurun lima tahun terakhir selalu berprestasi.
“Berkat kerjasama dan dukungan semua pihak, lima tahun berturut-turut terbaik tingkat provinsi dan tahun 2019 menjadi terbaik di tingkat nasional. Indikator utama penilaiannya adalah perencanaan dan capaian hasil pembangunan,” terang Alfian.
Alfian juga sampaikan Tanah Datar secara fisik pembangunan tidak ada yang terlalu menonjol, tetapi tim penilai baik provinsi maupun nasional melihat ada konsistensi antar dokumen perencanaan tahunan dan RPJMD serta sinkronisasi dengan perencanaan provinsi dan pusat dan adanya inovasi daerah yang mendukung pembangunan.
Alfian tambahkan capaian pembangunan Tanah Datar secara umum terjadi perbaikan dalam laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, angka kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, tingkat pengangguran terbuka dan lainnya. Untuk inovasi dipilih pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
“Tidak ada anak Tanah Datar lulusan SLTA yang diterima di PTN yang gagal melanjutkan pendidikan karena alasan biaya. Kita bantu melalui APBD, Baznas, Perantau dan CSR,” ungkap Alfian. (Rel/bd)