Notification

×

Iklan

Iklan

Kiat Pedagang Pakaian Dimasa Pandemi

02 Desember 2021 | 17:53 WIB Last Updated 2021-12-02T10:53:03Z
Foto Ilustrasi ( Dok. Net) 

Oleh : Saskia Salsabila


Pasbana | Untuk Kabar Sumbar -- Dimasa pandemi ini semua aspek merasakan dampak dari pandemi. Salah satunya pedagang pakaian yang memiliki toko di pasar. Yang biasanya mereka hanya bersaing dengan antar toko di pasar sekarang bertambah dengan saingan di toko online. Tidak dianjurkannya kita beraktifitas di luar rumah, membuat sebagian masyarakat merasa malas untuk keluar rumah jika tidak menyangkut hal yang penting. 

Sedang booming aplikasi toko online yang promosinya sangat gencar membuat pembeli lebih tertarik untuk berbelanja online. Karna tidak hanya promonya yang menarik tetapi juga pilihannya yang banyak. 

“Biasanya kan pada belanja langsung, sekarang karna covid dan juga sempat PPKM jadi sepi pembeli” ucap salah satu pedagang yang merasakan dampak dari pandemi. 

Tidak hanya itu, pedagang juga merasa style yang semakin kekinian di kalangan terutama remaja juga salah satu efek berkurangnya minat konsumen. 

“Sekarang khan remaja banyak yang ngikutin style korea-korean juga agak susah kami mengikutinya, ditambah sekarang ini sedang gencar-gencarnya promosi shopee dan tokopedia yang di sana banyak pilihannya mau cari apa aja ada, lebih murah juga dan banyak promonya.” imbuhnya. 

Oleh karena itu, pedagang menerapkan strategi pemasaran dengan menurunkan harga dari pakaian yang dijual. 

“Ibuk turunkan harga bajunya, misalnya dari Rp 150.000 jadi Rp 50.000. Itupun juga bukan harga modal, jadi keuntungan lebih yang didapat biasanya dari barang yang bermerek apalagi keluaran butik, pakaian seperti ini pembeli masih suka cari tetapi tetap ibuk turunkan sedikit harganya," ucap Bu Nina.

”Selain itu, ibuk juga menawarkan bisa dicicil pembayarannya, misalnya baju yang harganya Rp 400.000 bisa 4 kali cicilan, nanti setelah pelunasan baru bisa barangnya diambil, " tambahnya.

Menurutnya, kalau minat pembeli saat pandemi dengan sebelum pandemi orientasinya berubah, sekarang ini konsumen lebih tertarik untuk membeli makanan. Masyarakat lebih mementingkan urusan perut daripada gaya. 

" Tapi Alhamdulillah masih bisa terjual 1 atau 2 pakaian, kalau jualan pakaian terlalu mahal bakalan lama terjualnya, maka dari itu kita menerapakan potongan harga setidaknya gak rugi banyak, " jelas Bu Nina. 

Mereka juga mencoba peruntungan berjualan di aplikasi online baik itu di shopee ataupun tokopedia atau marketplace  lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Contohnya instagram yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat ataupun tiktok yang sedang viral di kalangan masyrakat.

“Yang terpenting bagi ibuk itu kesabaran dan ketekunan dalam berjualan. Kita sudah berusaha pasti akan dimudahkan oleh Allah, karna bagi ibuk berjualan seperti ini juga kesenangan yang sudah ibuk lakukan sedari dulu.” ucap buk Nina.

“Harapan ibuk semoga pandemi ini cepat berlalu agar kehidupan bisa normal kembali dan aktivitas sehari-hari bisa berjalan lancar”. harapan Bu Nina di penghujung pembicaraan (*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update