Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi |
Rangkaian upacara yang diikuti ratusan orang dengan khidmat tersebut dimulai dengan mengheningkan cipta, pembacaan naskah Pancasila oleh inspektur upacara, dilanjutkan pembacaan naskah UUD 45.
Dalam amanatnya, gubernur mengajak para peserta upacara yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat untuk tidak melupakan sejarah dan menghargai jasa para pahlawan khususnya dalam peristiwa Situjuah yang merupakan mata rantai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 di Sumatera Tengah dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Peristiwa penyerangan pasukan penjajah Belanda pada dini hari menjelang sholat subuh tersebut menewaskan 69 orang yang terdiri dari para prajurit, perwira, dan rakyat pada 15 Januari 1949.
"Perisitiwa ini penting untuk terus diingat dan diceritakan pada generasi muda sebagai pelajaran berharga, bagaimana para pejuang melakukan pengorbanan dengan semangat bela negara menjaga kedaulatan NKRI. Tidak hanya dengan berperang, tapi juga dengan berpolitik dan diplomasi," ujar gubernur.
"Juga penting dicatat, disaat kondisi genting negara ini, disitulah muncul tokoh-tokoh Minangkabau memberikan kontribusi dan solusi terbaiknya untuk bangsa. Mari camkan dalam setiap diri anak Minangkabau ini, kita harus tampil menunjukkan semangat persatuan itu. Kepada para pejabat, jangan lukai hati rakyat, dengarkan aspirasi rakyat, hadirkan pikiran, ucapan dan tindakan terbaik sebagai bagian dari wujud bela negara," tegas Buya dengan suara penuh semangat.
Dalam kesempatan yang sama, gubernur bersama 30 orang lainnya menerima penghargaan dari masyarakat Nagari Situjuah Batua, atas konsistensi dan kepedulian pada PDRI dan Peristiwa Situjuah. Penghargaan ini juga diberikan kepada Gamawan Fauzi, Riza Falepi, Fadli Amran, Hasril Chaniago, serta para pejuang dan tokoh masyarakat Situjuah lainnya.
Dukung Revitalisasi Lokasi Bersejarah Peristiwa Situjuah
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi menyambut baik rencana revitalisasi lokasi bersejarah Peristiwa Situjuah, di Lurah Kincia, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. Bahkan gubernur menyebut akan membantu niat baik tersebut demi pelestarian nilai-nilai sejarah untuk generasi mendatang.
"Kita buat dioramanya Peristiwa Situjuah itu sedemikian rupa sebagaimana aslinya. Dimana posisi rumah tempat rapat, posisi duduk peserta rapat, kincir airnya, surau dan posisi penjajah belanda yang mengepung lokasi itu. Kita hadirkan suasana 15 Januari 1949 itu. Pak bupati silahkan buat panitia dan rancang, kami dari provinsi akan bantu. Termasuk museumnya dan fasilitas lainnya seperti parkir," ujar Gubernur.
Bupati Safaruddin pun mengatakan segera akan melakukan pemugaran lokasi bersejarah tersebut untuk menghadirkan taman makam pahlawan yang representatif di Kabupaten Limapuluh Kota.
"Pemugaran lokasi makam pahlawan ini segera akan kita usahakan. Segera akan kita lakukan dalam upaya menghadirkan taman makam pahlawan yang representatif di Kabupaten Limapuluh Kota sesuai dengan semangat otonomi daerah," kata Safaruddin.
Sementara itu, salah seorang putra dari pelaku sejarah sekaligus pemilik rumah tempat diadakannya rapat oleh para pejuang, Syahril (76), putra dari Makinuddin, sangat senang dengan rencana revitalisasi tersebut.
"Kami ingin ini dilestarikan lagi seperti kejadian waktu itu. Alhamdulillah, gubernur juga mendukung hal tersebut. Saya masih ingat dengan jelas bentuk rumah, siapa saja yang ikut rapat dan duduknya dimana saja karena saya besar dirumah tempat rapat itu," kata Syahril.
Di lokasi Lurah Kincia tersebut saat ini terdapat sembilan makam pahlawan yang gugur dalam perisitiwa Situjuah, yakni makam Chatib Sulaiman, Arisun St. Alamsyah, serta lima perwira dan dua pejuang lainnya. Makam ini dikelilingi oleh dua bangunan rumah yang telah menjadi museum dan satu gazebo yang didalamnya terdapat prasasti Perisitiwa Situjuah.
Turut hadir dalam upacara, Bupati Limopuluah Kota Safaruddin, Walikota Payokumbuah Riza Falepi, Anggota DPR RI Rezka Oktoberia, Hakim Agung RI Irfan Fachruddin, serta putra pahlawan Chatib Sulaiman, Sudarman Chatib Dt. Barbangso.
Usai upacara, rombongan menuju ke makam pahlawan Situjuah di Lurah Kincia, tempat dimakamkannya 9 orang pahlawan Peristiwa Situjuah, untuk melakukan upacara penghormatan dan tabur bunga.(rel/bd)