“Sejauh ini kita udah membentuk tim feasibility studies, melakukan studi banding ke Rumah Sakit Ahmad Mukhtar Bukittinggi,” ujar Yevri dilansir dari situ unand.ac.id, Sabtu (5/3/2022).
Upaya percepatan lainnya terangnya, yaitu bakal mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan internal dan eksternal Unand.
Untuk internal ungkapnya, menghadirkan pimpinan, Dekan Fakultas Kesehatan yakni Kedokteran, Farmasi, Kedokteran Gigi, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat.
Sementara itu untuk eksternal, pihaknya bakal mengundang kepala dinas tingkat I, tingkat II, BPJS Kesehatan dan juga alumni.
Yevri juga bakal menjadikan Rumah Sakit Unand sebagai unggulan onkologi (kanker) karena banyaknya spesialis.
“Terkait radioterapi (penyinaran kanker) kebanyakan pasiennya datang dari luar Sumbar seperti Jambi, Bengkulu dan Riau,” bebernya.
Rektor Unand Yuliandri mengatakan, perubahan status rumah sakit tersebut menjadi tipe B bakal dilakukan sesegera mungkin.
Menurutnya, dibandingkan dengan rumah sakit tipe C yang lain, RS Unand secara sumber daya lebih banyak. Begitu juga dengan kelengkapan peralatan.
“Untuk Sumbar, rumah sakit yang sudah tipe B di antaranya Rumah Sakit Ahmad Mukhtar Bukittinggi, Rumah Sakit Solok, dan juga Pariaman,” tuturnya.
Yuliandri menerangkan, guna mendukung peran Rumah Sakit Unand, pihaknya akan membuka akses baru dengan dibangunnya jembatan dari Limau Manis ke rumah sakit.
Dengan adanya jembatan ini terangnya, maka akses masyarakat lebih cepat aksesnya dan segera bisa ditangani.
“Rumah Sakit Unand ini bukan hanya hanya melayani civitas akademika saja, namun juga masyakat bisa dilayani, makanya pintu akses dibuka,” ucapnya.
Diketahui, rumah sakit perguruan tinggi yang sudah tipe B baru tiga rumah sakit. Yaitu, RS Universitas Hasanuddin Makassar, RS Universitas Airlangga dan RS Universitas Gadjah Mada. (Rilis)