Pasbana-- Minangkabau memiliki sajian yogurt khas daerah yang disebut dadiah. Dadiah merupakan makanan khas dari minangkabau yang terbuat dari fermentasi susu kerbau yang menggunakan bambu sebagai tempatnya dan daun pisang sebagai penutupnya, makanan ini mirip sekali dengan yoghurt.
Dari penelitian Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas (Unand), Dr. Helmizar, SKM, M.Biomed, ternyata dadiah memiliki manfaat bagi ibu hamil, dan mencegah stunting.
"Dadiah setelah diteliti dari segi gizinya, kandungan bakteri baiknya dan manfaatnya, ternyata sangat berguna bagi ibu hamil dalam mencegah stunting," ungkap Helmizar, Jumat (1/7).
Penelitian terhadap puding dadiah ini, sebut Helmizar, dilakukan selama enam bulan dengan sampel sebanyak 150 orang ibu hamil di Kabupaten Agam dan 70 orang ibu hamil di Kota Padang Panjang.
. "Bagus hasilnya jika dikonsumsi satu kali dalam sehari," katanya.
Dikatakannya lagi, dadiah merupakan fermentasi susu kerbau dalam tabung bambu pada suhu ruang selama 24 jam, hingga membentuk tekstur padat menyerupai tahu berwarna putih.
"Dadiah mengandung gizi yang tinggi, namun bervariasi sesuai daerah penghasil dadiah. Karena jenis rumput yang dikonsumsi kerbau juga berbvriasi. Di dalam 100 gram dadiah, mengandung zat gizi protein 7,06% dan lemak 8%," jelasnya.
Di samping itu, dadiah yang diproses dari fermentasi, mengandung Bakteri Asak Laktat (BAL) yang baik untuk menjaga keseimbangan flora normal di usus. "Sehingga membuat proses metabolisme menjadi baik dan optimal yang akan meningkatkan imunitas tubuh," ujarnya.
Helmizar berharap Pemko bisa bermitra dengan UMKM rumah dadiah untuk disuplai kepada ibu hamil.
"Kami berharap UMKM yang kami dampingi, Rumah Dadiah, bisa menjadi mitra bagi Pemko. Bisa mensuplai makanan tambahan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak balita. Terutama untuk mencegah stunting ini. Kita menamakan kelompok 1000 hari pertama kehidupan, kebutuhan mereka meningkat, perlu diberikan makanan tambahan," ungkapnya.
Dalam satu batang bambu, dadiah yang ada bisa memenuhi 15 porsi Ampiang Dadiah. Jika disimpan di lemari es, Dadiah yang masih berada dalam bambu dapat bertahan selama satu minggu.
Pembuatan dadih dilakukan dengan cara penuangan susu kerbau segar yang telah disaring sebelumnya ke dalam tabung bambu.
Selanjutnya bambu ditutup dengan daun pisang/talas, kemudian dibiarkan agar terjadi proses fermentasi spontan/alami pada suhu ruang selama 24-48 jam hingga terbentuk gumpalan.
Proses fermentasi ini kemudian menghasilkan sejenis krim padat bertekstur lembut dan memiliki cita rasa yang asam. Semakin lama umur fermentasinya, dadiah yang dihasilkan akan semakin padat dan mengeras.
Salah satu perbedaannya adalah dari jenis susu yang digunakan. Dadiah mutlak hanya dapat dibuat menggunakan susu kerbau segar yang baru diperah. Penggunaan susu jenis lain, semisal susu sapi terbukti tidak akan menghasilkan dadiah.
Cara menikmatinya pun unik. Cara paling populer dalam menyantap makanan ini adalah dengan menyajikannya bersama emping beras atau disebut juga dengan ampiang dadiah. Rasa asam dadiah yang berpadu dengan kerenyahan emping beras ditambah siraman gula aren merupakan suatu kombinasi yang mantap.
Ada juga yang disantap sebagai lauk pauk bersama sambalado (cabai), bawang, dan sirih. Perpaduan ini menghasilkan rasa asam-pedas yang segar sebagai teman menyantap nasi. Saat disantap bersama nasi, sirih berfungsi menghilangkan aroma asam atau amis yang dihasilkan proses fermentasi.
Minangkabau memiliki ragam keunikan kuliner, dengan lebih mengenal kuliner Indonesia, membuat kita jadi Makin Tahu Indonesia. (bd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News