Payakumbuh,pasbana-- Dinas Koperasi dan UKM menggelar pelatihan pembuatan proposal pembiayaan bagi pelaku UMKM di Kota Payakumbuh yang dilaksanakan di Gedung Balai Inseminasi Buatan (BIB) selama 3 hari, 19-21 Juli 2022.
Pada Senin (19/7), acara tersebut dibuka secara resmi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh Dahler didampingi Kabid Koperasi dan UKM Tegrasia Nita. Dengan menghadirkan narasumber Zulfadli Muchtar dan Budiman dengan materi aspek dalam bisnis plan, pentingnya perhitungan bisnis, dan praktek penyusunan perencanaan bisnis.
Kabid Koperasi dan UKM Tegrasia Nita dalam sambutannya memaparkan kegiatan ini merupakan diklat ke 6 yang dilaksanakan melalui anggaran dana alokasi khusus bidang peningkatan kapasitas koperasi dan UKM. Peserta berjumlah 67 orang pelaku usaha dari 47 kelurahan di Kota Payakumbuh.
"Kita berharap meningkatnya pengetahuan dan pemahaman pelaku UMKM terkait tata kelola usaha dalam mengembangkan usahanya. Perencanaan bisnis adalah hal yang vital, tanpa itu usaha takkan berjalan terarah, tujuan dan sasaran usaha takkan terwujud dengan baik," kata Tegra.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh Dahler menyampaikan peserta diklat hari ini termasuk UMKM pemula. Dia memiliki harapan agar pelaku UMKM dapat memperlebar jaringan informasi, jangan monoton saja menunggu di kelurahan, cari terus peluang pelatihan yang menyangkut peningkatan kapasitas sumber daya UMKM dari berbagai media.
"Kejar bola," kata Dahler.
Ditambahkannya, bagi masyarakat yang baru tamat sekolah, harus bisa memiliki motivasi tidak selalu mengharapkan jadi pegawai, karena sudah tidak zamannya lagi. Saat ini orang berfikir bagaimana menciptakan dunia kerja, memiliki pegawai.
"Sarjana maupun akademisi bisa membuat usaha menjadi kegiatan dan menyerap tenaga kerja, menjadi pelaku usaha yang menentukan roda perekonomian di lingkungannya hingga ke tingkat Kota Payakumbuh. Menjadi motor perekonomian kota, UMKM kuat dan naik kelas dari mikro menjadi kecil," ujarnya.
Dahler menerangkan penguatan kelembagaan UMKM dibutuhkan, apalati kalau menjalankan usaha sebagai pemula, ada yang turun temurun dari usaha keluarga, ada yang belajar otodidak dari media.
"Tata kelola, pengendalian bisnis sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, kemudian perlu daya tambah modal, salahsatunya adalah dengan proposal melalui akses pemerintah dan perbankan. Proposal organisasi dan proposal bisnis itu berbeda, banyak kriteria yang dibutuhkan, termasuk legalisasi perizinan usaha seperti NIB dan NPWP," ujarnya.
Dahler menambahkan, peserta hari ini adalah pelaku usaha yang terhormat, karena diundang oleh negara melalui kegiatan resmi pemerintah, bagaimana mentake over dan mentransfer ilmu dari narasumber untuk pengembangan UMKM, sehingga bisa bersaing di tingkat kota, provinsi, dan nasional.
"Kita harus tak hanya melek teknologi digital, tapi mencintainya, untuk memudahkan berusaha, baik untuk marketing, maupun managemen. Sehingga proposal usahanya bagus, dia mandiri, dengan sinergi yang baik bersama pemerintah daerah, maka kita bersama-sama maju," tukuknya.
Dahler juga menjelaskan sebagai pilar ekonomi di Indonesia, 2 tahun ke belakang, saat pandemi Covid-19 menyerang, banyak perusahaan besar yang merumahkan karyawannya, tapi UMKM tetap bertahan meski sempat terseok-seok.
"UMKM yang terdaftar di pemerintah di kota kita tak ada yang gulung tikar, seperti usaha sanjai dan makanan ringan tetap bisa berproduksi, meski sulit dipasarkan saat itu," terangnya.
Dahler juga mengajak pelaku UMKM untuk telaten mencatat transaksi penjualan, agar terhitung laba yang diperoleh dari penjualan. Pada tahun 2023 nanti pihaknya akan kembali mengundang pelaku UMKM untuk terus dapat pembinaan melalui program pemerintah.
"Kota Payakumbuh sudah ditetapkan secara nasional oleh komite syariah menjadi kota sehat kuliner, penunjang wisata syariah bersama dengan Kota Bukittinggi, dan Padang. Kita ambil momentum ini sebagai motivasi kita untuk terus maju dalam berusaha," pungkasnya. (BD)