PASBANA, PADANG - Sebanyak 80 orang dari total 237 orang Mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang mengambil program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2 di Universitas Andalas mengikuti pembelajaran Modul Nusantara tentang kebhinnekaan pada Minggu (11/9) Sungrilla Outbound Lubuk Minturun.
Talkshow mengenai Sejarah dan Budaya Minangkabau dimoderatori oleh Eli Ratni Dosen Modul Nusantara Fakultas Peternakan, narasumber Ka'bati menyampaikan terkait "Membaca Minangkabau".
Ka'bati mengajak mahasiswa untuk belajar melalui pendekatan pencarian dalam literasi diri dengan metode mengamati, mengajukan pertanyaan (dengan rumus 5W + 1H), mengkonfirmasi, pengecekan kembali melalui referensi. “Proses pembelajaran ini semestinya berlangsung sepanjang hayat,” ujarnya.
Efek pendekatan ini menurut Yunarti, Dosen Modul Nusantara Antropologi FISIP berhasil mengaktifkan para peserta dalam membangun kesadaran untuk mengaktivasi kemampuan literasi yang tidak hanya teks tapi juga non-teks dengan berfikir deduktif dan induktif.
Di sesi selanjutnya Zelfeni Wimra dalam pengantarnya terkait "Membandingkan Minangkabau", mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah para peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Zulfeni diantaranya spirit perjuangan kebudayaan seperti apa, empati anda kerahkan?
Lalu, dengan mengajak para peserta untuk membayangkan bahwa hidup mereka akan berakhir, maka mereka ingin dikenang seperti apa?
Bukan hanya para Mahasiswa, Bobby Febri Krisdianto, seorang Dosen Modul Nusantara Fakultas Keperawatan Universitas Andalas juga sangat bersemangat dan antusias untuk mengikuti sesi-sesi diskusi dalam talkshow tersebut.
Melalui dua sesi talkshow dan diskusi ini, harapan yang ingin dicapai adalah bahwa kita semua diajak untuk terus menerus belajar dan menemukan novelty atau kebaruan apa yang mungkin bisa ditemukan dengan membaca dan membandingkan Minangkabau.(rel)