Notification

×

Iklan

Iklan

Festival Baluluak Bajarami, Mengangkat Potensi Silek Kumango yang Telah Mendunia

18 September 2022 | 18:02 WIB Last Updated 2022-11-25T03:03:25Z


PASBANA, TANAH DATAR - Nagari Kumango, Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar  menggelar Festival Baluluak Bajarami pada Sabtu-Minggu (17-18 September 2022).

Event tersebut dibuka Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian SH. MH ditandai dengan meniup pupuik batang padi.

Wabup Richi Aprian mengatakan, atas nama Pemerintah Daerah mengucapkan apresiasi kepada masyarakat Nagari Kumango yang menyelenggarakan event ini. 

Wabup berharap agenda ini bukan agenda festival budaya saja, tapi juga membangkitkan batang tarandam dalam menggali potensi di Nagari. 

"Banyak tokoh besar di Nagari Kumango, ada silek Kumango, dagang Kumango, betapa hebatnya perantau dari Kumango, ini adalah salah satu potensi yang membuat masyarakat Kumango bangga," kata wabup.

Berbagai acara, baik tradisi, pertunjukan seni,  maupun kuliner khas daerah, dan bahkan fashion show berpakaian tempo dulu dipadukan zaman kini juga meriahkan festival Baluluak Bajarami.

Menurut Wali Nagari Kumango Iis Zamora Putra, Festiva Baluluak Bajarami erat kaitannya dengan potensi tak benda yang dimiliki oleh Nagari yang dipimpinnya, yaitu keberadaan Silek Kumango. 

Nagari Kumango merupakan asal dari aliran silat terbesar dan berpengaruh luas di dunia, yaitu “Silek Kumango”. Aliran Silek itu sendiri diciptakan oleh Syekh Abdurrahman Al-Khalidi.



Syekh Abdurrahman Al-Khalidi lebih dikenal Syekh Kumango terlahir tahun 1812 dan meninggal tahun 1932 dengan nama Alam Basifat lahir di Nagari Kumango Kecamatan Sei Tarab.


Syekh Kumango muda sebelum menciptakan gerakan silek yang mendunia, pernah belajar mengaji pada Syekh Abdurahman di Batuhampar. Guru mengajinya ini merupakan seorang alim ulama hafidz Al Qur’an serta Qori yang berpengelaman menurut jalur Tashauf atau Tarikat Samaniah Baqsyabandiyah-Kalidiah).


Para tokoh dan pandeka peguruan silek lebih banyak berguru pada alam juga menjadikan hewan sebagai observasi dalam menciptakan jurus silat.


Syekh Abdurrahman Al-Khalidi dalam menciptakan jurus Silek Kumango menganalogikan jurus dari memahami agama islam dan pemaknaan huruf arab. 


Bila diperhatikan jurus “Silek Kumango” lebih banyak mengambilnya dari nilai-nilai kehidupan terhadap alam dengan berpegang pada nilai peradaban manusia secara positif.


Nilai-nilai positif beradaban itu tergambar dari empat tahapan menjadi penghormatan nilai kehidupan yaitu analogi elakan diperguruan “Silek Kumango”.




Ada empat jurus menghindar atau mengalah yaitu ilak suok, ilak kida, rambah dan cancang.


Pasilek yang menguasai “Silek Kumango”, bila diserang lawan, ia akan mengunakan jurus ilak suok dan menganggap serangan itu seorang ibu yang sedang menasehati anaknya, dalam serangan kedua menganti jurus ilak kida atau menghindar ke arah kiri sehingga lepas dari serangan musuh.


Makna yang terkandung dalam ilak kida yaitu seorang ayah sedang memarahi anaknya sehingga seorang pesilat harus memahami sebagai nasehat.


Dalam serangan ketiga, pasilek Kumango menganalogikan sebagai seorang guru yang sedang menasehati anak didiknya begitu juga pada serangan keempat, pasilek tetap mengelak karena serangan itu dianggap sebagai sebagai saudara, teman dan sahabat yang sedang marah.



Tetapi saat serangan kelima, wajib bagi seorang Pasilek Kumango melawannya dengan mengunci penyerang untuk melumpuhkan bukan untuk mematikan yang menyerang, karena dalam serangan kelima diartikan sefat manusia sudah dihingapi setan sehingga harus menegurnya.


Makna elakan dalam “Silek Kumango itu mengandung nilai-nilai kehidupan yang bijaksana, karena seorang pesilat tidak hanya dilatih jasmaninya agar sehat dan kuat tetapi juga harus ada kecerdasan emosi dan spritual.


Dalam menghindari serangan lawan, tentunya pasilek harus arif dan bijaksana. Setelah mengetahui makna terkandung dalam jurus-jurus “Silek Kumango, kita harusnya tersentak, karena jurus silek dari salah satu nagari itu mempunyai makna dan nilai-nilai budi pekerti yang mulai hilang dan langka. 


Kini, melalui iven Festival Baluluak Bajarami keistimewaan dan potensi dari Silek Kumango ini diangkat sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat lahirnya Silek Kumango itu sendiri. ( rilis) 

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update