Oleh : Salma Azzahra
PASBANA - Kapalo Banda Taram berlokasi di Kabupaten 50 Kota merupakan objek wisata yang dikelola oleh masyrakat setempat dan Dinas Pariwisata. Kapalo Banda adalah sungai irigasi yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mengairi perkebunan di daerah mereka.
Saat ini, Kapalo Banda Taram telah dikenal masyarakat luas dan menjadi naik daun. Bayangkan saja, lokasi itu kini disebut sebagai objek wisata yang potensial di Payakumbuh.
Kapalo Banda Taram sendiri terletak di Desa Taram, sekitar 11,5 kilometer dari pusat Kota Payakumbuh. Tapi, jalan menuju kapalo banda itu bukanlah jalur utama, sehingga dulunya jarang ada orang yang mengunjungi kawasan ini.
Harga Tiket masuk menuju objek wisata Kapalo Banda Taram sebesar Rp.5.000 / orang, parkir Motor Rp. 2.000 dan parkir mobil Rp. 5.000.
Kapalo Banda Taram buka dari mulai pukul 08.00–17.30 WIB. Jika waktu akan habis pihak pegelola akan memberitahukan kepada pengunjung agar bersiap-siap untuk meninggalkan tempat wisata kapalo banda ini.
Aktifitas Wisata air di Kapalo Banda Taram sangat cocok untuk dikembangkan dengan kerja sama pemerintah seiring perkembangan teknologi.
Wisata yang disuguhkan berupa ragam kegiatan dengan sentuhan aktifitas perkampungan alam pun memiliki karakteristik yang khas, khususnya hutan pinus Wakanda yang tersusun rapi sedemikian rupa.
Pemandangan alam dan air terjun yang ada di Kapalo Banda Taram juga berfungsi sebagai sarana wisata melepaskan lelah bagi para pengunjung. Kawasan ini juga bisa dijadikan tempat wisata pendidikan bagi para pelajar di alam terbuka dan tempat pembinaan siswa yang bernuansa perkampungan memiliki karaktaeristik dan keunikan yang khas.
Wisata Kapalo Banda menjadi target bagi wisatawan maupun mereka yang sedang berkunjung ke Sumatera Barat tepatnya kota Payakumbuh dan ingin menikmati keindahan alam daerah ini.
Yang menarik dari Kapalo Banda Taram adalah sungai itu dikelilingi bukit-bukit hijau yang indah. Pepohonan di sekitar danau juga menghidupkan suasana damai yang tercipta.
Suara gemericik air juga membuat traveler betah berlama-lama di sana sambil menikmati makanan yang dijual oleh masyrakat sekitar.
Wisata Kapalo Banda menyediakan serangkaian pengalaman dan hiburan bagi penikmatnya dalam bentuk petualangan, pendakian bukit, bermain rakit yang terbuat dari bambu serta pemandangan yang menakjubkan saat menyaksikan matahari terbit dari Puncak Kapalo Banda ini.
Kegiatan menarik yang bisa dilakukan di Kapalo Banda Taram adalah menjajal naik rakit. Rakit-rakit sederhana disewakan oleh penduduk setempat dengan harga Rp 15-20 ribu per jam.
Selain potensi dan keindahan yang luar biasa, kawasan wisata Kapalo Banda berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar karna disitulah ladang usaha mereka.
Keuntungan ekonomi yang diperoleh masyarakat dan pemda sekitar Kapalo Banda ini sangat mendukung proses pengembangan kawasan Wisata Kapalo Banda ini. Kerjasama yang baik yang dibangun oleh pengelola dengan masyarakat berhasil menawarkan wisata alam dan petualangan bagi pengunjung serta memberikan kenyamanan mulai dari keberangkatan ke Kapalo Banda dan pulangnya sehingga mereka pergi meninggalkan objek wisata ini dengan penuh kesenangan
Tidak ada hambatan atau gangguan serta tindakan yang kurang menyenangkan dari pengelola maupun masyarakat. Salah satu faktor yang perlu menjadi contoh dari wisata ini adalah keterlibatan masyarakat yang sangat baik dalam penyelenggaraan dan pengelolaannya.
Masyarakat merasakan pengaruh wisata ini terhadap kesejahteraan mereka. Setiap hari, khususnya akhir pekan, ribuan kendaraan melakukan perjalanan dari daerah sekitar seperti Kota Bukitinggi,Padang,Batusangkar dan kota lainnya menuju kawasan Kapalo Banda di Payakumbuh ini sehingga usaha mereka tetap laris terjual .
Niat baik masyarakat yang ingin memanfaatkan aliran air sungai menjadi hal yang bermanfaat bagi hasil bumi, ditambah dengan tindakan langsung dari pemerintah setempat dari mulai desain sampai ke tahap pembangunan, menjadi surga yang tersembunyi dari mata wisatawan.
Hanya dengan beberapa kali jepretan, dan sentuhan media sosial, maka berubahlah kawasan tersebut menjadi objek wisata yang paling hits apalagi saat liburan tiba.
Siapa yang merencanakan kawasan ini pada awalnya menjadi objek wisata? Tidak ada. Hanya karena menjadi viral di media sosial karena pesona alamnya, sehingga membuat para wisatawan untuk berkunjung. Rata-rata kunjungan tidak sendirian, hampir selalu rombongan sehingga kadang akses jalan menuju objek wisata ini sedikit macet,karna padatnya pengunjung.
Banyak sekali destinasi wisata yang lahir dari keajaiban media sosial atau teknologi. Bijaklah dalam penggunaan teknologi, dan selalu gunakan untuk kebaikan dan manfaat untuk semua orang.Tetap menjaga kebersihan objek wisata ini,buatlah suasana nyaman dan aman selama berwisata dan hati-hati di perjalanan.
Selamat berlibur, nikmati dan syukuri setiap keindahan dan kebahagiaan yang telah dianugrahkan kepada kita. (*)