Toko Gelamai Tek Tam (Dokumentasi google) |
Oleh Rahma Dani
(Mahasiswa Manajemen Universitas Andalas)
Payakumbuh, 8 Oktober 2022
PASBANA - Gelamai merupakan makanan tradisional khas Sumatera Barat tepatnya makanan khas Kota Payakumbuh. Mendengar kata gelamai, dipelupuk mata orang Minangkabau pasti terbayang makanan berwarna coklat kehitam-hitaman yang biasa terhidang di acara hajatan.
"Makanan khas Payakumbuh ini memang tenar walau tidak setenar dodol dari Garut, walau belum setenar Dodol Garut, tetapi gelamai cukup mendapat tempat di hati orang awak,"ujar Ibu Husniati pemilik sekaligus penerus Gelamai Tek Tam.
Singkat cerita asal usul gelamai ini,suatu ketika ada seorang wanita sedang mengaduk gelamai.Kemudian, bahan-bahan yang diaduk oleh wanita tadi dalam kuali besar, tiba-tiba tumpah. Tetangganya yang melihat kejadian itu spontan berteriak-teriak “Kalang Mai, Kalang Mai (Beri alas/bantalan Bu)."
Sejak itulah, muncul nama kalamai. Lambat laun, sebutan kalamai bertukar menjadi gelamai. Gelamai Tek Tam ini berjarak hanya sekitar 500 meter dari pusat Pasar Kota Payakumbuh.
Gelamai Tek Tam berdiri pada tahun 1950-an dengan perintis usaha home industri ini yaitu almh Ibu Zainal yang akrab di panggil Tek Tam dan sekarang diteruskan oleh Ibu Husniati yakni penerus ke 4.
Wawancara pemilik Gelamai Tek Tam (Dokumentasi Rahma Dani) |
Tek Tam (alm.) menyampaikan alasan memilih usaha gelamai yaitu sebagai wujud melestarikan kebudayaan sendiri khususnya makanan tradisional khas dari Kota Payakumbuh serta keluarganya juga mahir dalam pembuatan gelamai.
Awalnya usaha Tek Tam ini hanya menjajakan gelamainya dipinggir jalan dan sekarang sudah mendirikan usaha home industri dengan modal awal sekitar Rp10.000.000 hingga Rp20.000.000.
"Gelamai buatan Husniati ini enak dan saya sangat merekomendasikan diarenakan tidak hanya menjual gelamai tetapi ada juga makanan khas lainnya," ujar ibu Muthia salah satu pelanggan.
Dalam proses pembuatan gelamai tidaklah sulit hanya memakan waktu 4 jam dan pembuatan gelamai ini masih menggunakan tungku dan kayu bakar dan diaduk dengan sendok dari kayu dikarenakan cita rasa yang dihasilkan lebih enak dibandingkan dengan kompor.
Bahan-bahan pembuatan gelamai ini diantaranya tepung beras,beras merah, santan,gula aren dan vanili yang dicampurkan serta diaduk hingga mengeluarkan minyak.
Terakhir dicampur kacang tanah kemudian tunggu hingga dingin kemudian bungkus dengan tenaga kerja 4 orang.
"Gelamai ini daya tahannya 10 hari,jadi jika ada yang ingin memesan dalam jumlah besar biasanya mereka mengabari lalu dibuatkan sesuai pesanan,"ujar salah satu karyawan ibu Husniati.
Gelamai ini memiliki konsumen yang berasal dari berbagai daerah bahkan dari mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.Bagaimana bisa mencapai target pasar yang luas?
Ini dikarenakan cara promosi yang tepat.Gelamai Tek Tam menggunakan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp untuk menjangkau pelanggannya.Selain mempromosikan melalui sosial media,ia juga mengemas produk dengan kemasan yang menarik dengan tulisan yang menarik juga serta mudah diingat konsumen sebagai ciri khas produknya.
Selain itu teknik penempatan lokasinya juga strategis dan mudah dijangkau direnakan terletak di pusat kota dan dekat Pasar Payakumbuh .
Cara lain dalam mempromosikan gelamai ini yaitu harga yang ditetapkan kepada pelanggan tidak mengundang kontra karena ramah di kantong berkisar Rp22.000.Agar konsumen tidak bosan dengan gelamai, Gelamai Tek Tam ini juga menyediakan produk lain seperti kue bawang Rp15.000, keripik rasa jagung Rp10.000, kripik cincang Rp10.000,sanjai stik Rp10.000 , beras rendang Rp20.000 dan masih banyak lainnya.
Nah karena begitu banyak pilihan maka pelanggan bisa memilih produk mana saja yang akan di beli tentu dengan rasa yang tak kalah enak dengan gelamai.
Dengan teknik pemasaran yang menarik dan tepat maka target penjualan akan tercapai.Jika anda ingin membeli produk Gelamai Tek Tam maka bisa mengunjungi alamat diatas atau menghubungi Instagram @gelamai.tektam dan WhatsApp 08136748855.
"Kami dengan senang hati melayani para konsumen yang ingin bertanya dan membeli produk yang kami produksi," ujar karyawan ibu Husniati. (*)
Nama : Rahma Dani
Nim : 2210521003
Mahasiswa Manajemen Universitas Andalas
Email : rahmadani27nov@gmail.com