PASBANA, PADANG PANJANG- Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang menjadi pondok pesantren pertama dalam bidang pengaplikasian metode pembelajaran kolaboratif multidisiplin ilmu antara Islamic, Science, Technology, Engineering, and Math (ISTEM) di Sumatra Barat.
Metode pembelajaran yang mengajak santri untuk dapat berpikir layaknya peneliti untuk menciptakan sebuah solusi dari masalah di lingkungan kesehariannya tersebut akan mulai diaplikasikan dalam kegiatan proses pembelajaran untuk tahun ajaran 2022/2023 nantinya.
Mudir Pondok Pesantren, Dr. Derliana saat memberikan kata sambutan mengatakan, penerapan metode pembelajaran ISTEM di pondok pesantren merupakan wujud dari pelatihan yang diikutinya selama sepekan di Singapura. Dikatakannya ada 16 kepala Madrasah yang diundang oleh Pimpinan Pusat Majelis Pendidikan Dasar Menengah Muhammadiyah untuk mengikuti pelatihan yang bekerjasama dengan Nanyang Polytechnic.
"Kita salah satu yang diundang hari itu untuk mengikuti pelatihan STEM bersama Nanyang Polytechnic. Secara umum nama program pembelajaran ini STEM. Tapi kita ingin menguatkan bagi santri kita dengan konsep pembelajaran terintegrasi dengan ayat-ayat Al Qur'an serta Hadits, makanya kita disini menambah kata Islamicnya," bebernya di Aula Buya HAMKA, Senin(3/10).
Derliana menyebutkan, selain penerapan metode STEM di dalam kelas, pihaknya juga mengaplikasikan metode pembelajaran itu dalam sebuah ekstrakurikuler di sekolahnya. Dimana para santri akan lebih terlatih kepekaannya dengan cara praktik langsung membuat sebuah karya dari apa yang menjadi temuannya.
“Penerpan pembelajaran ISTEM itu bisa melalui sebuah studi kasus yang dalam istilah kita problem based learning atau project based learning. Untuk semakin mempromosikan ISTEM ini sangat bermanfaat, kami juga akan mengikuti kegaiatan-kegiatan ekstrakurrikuler, salah satunya membuat karya yang berintegritas kepada ayat-ayat sains,” ucapnya.
Intinya menurut Derliana, metode pembelajaran ISTEM ini ingin menjadikan bahwa sains itu tidak boleh selesai hanya dari teoritis dalam buku pengetahuan, tetapi bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
“Maka dari itu kami berharap, para siswa untuk dapat peka dan kemudian tergerak membuat sebuah solusi yang berkenaan dengan sains untuk dapat memecahkan permasalahan di lingkungan masyarakat,” katanya.
Disinggung mengenai tantangan dari penerapan metode ini, Derliana menjelaskan, perlu adanya daya kreativitas dan nalar yang luar dari para guru dalam memberikan pelajaran. Sehingga bagi santri mempelajari ISTEM merupakan sesuatu hal yang menyenangkan.
“Karena itu para pendidik di tuntut untuk kreatif, sehingga para santri akan semakin yakin bahwa mereka mampu menginvestigasi dan menemukan pemecahan masalah, layaknya seorang ilmuwan,” katanya.
Sementara itu, Dr. Taufik selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa hasil yang didapatkan dari pelatihan ini adalah bagaimana seorang tenaga pendidik mampu menciptakan modul pembelajaran sendiri yang kelak mampu diserap oleh para santri.
"Pembelajaran kontekstual mesti menjadi perhatian bagi kita para tenaga pendidik. Karena setiap daerah memiliki masalah yang berbeda. Dengan temuan masalah di lingkungan sendiri dan menemukan solusinya bukankah cita-cita luhur pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat kita realisasikan dengan konsep ISTEM ini," tuturnya.
Dilanjutkannya bahwa dengan metode pembelajaran ISTEM maka santri akan diarahkan untuk lebih kritis akan lingkungan yang berada disekitarnya. Sehingga tidak hanya terpaku pada buku pelajaran maupun pengajaran dari guru.
“Melalui metode pembelajaran ini, maka siswa menjadi peka akan isu-isu yang ada disekitar, kemudian mengidentifikasi masalahnya. Tapi tidak hanya itu mereka juga harus bisa merancang solusinya,” ujar dosen UM Sumatra Barat ini.
Bagi Taufik sendiri, kegiatan yang diikuti oleh seluruh tenaga pendidikan dan kependidikan ini merupakan momentum untuk melahirkan generasi cerdas yang berkemajuan. Harapnya dengan metode ini, santri akan semakin percaya diri akan ilmu pengetahuan yang diperolehnya, serta ikut mengekplorasi mencari solusi terkait berbagai masalah yang ada disekitarnya. (JED)