Oleh: Saleh Zulfahmi
PASBANA - Setiap ayah dan ibu berharap kelak anak-anaknya menjadi keturunan yang baik, shaleh, shalehah dan bernasib lebih baik dibanding ayah dan ibu mereka.
Untuk itu setiap ayah dan ibu rela memberikan hal terbaik dari apa yang mereka punya demi masa depan anak-anak mereka.
Tidak sedikit orang tua rela berpanas-panas, berhujan-hujan, mengurangi jatah makan dan minum, istirahat dan tidur dan kadang-kadang reka berbohong untuk tidak membuat sedih anak-anak tersayang.
Kebanyakan orang tua bahkan juga ingin memiliki sesuatu yang akan mereka wariskan sebagai penopang hidup bagi anak-anaknya jika mereka sudah tiada.
Itu bukan sesuatu yang salah tentunya. Hanya saja itu tidak cukup untuk membuat keturunan kita seperti yang diharapkan itu.
Ketika Allah menceritakan tentang dinding rumah yang sudah mau roboh dan Nabi Khidr merenovasi rumah tersebut atas perintah Allah karena rumah itu milik dua orang anak yatim yang masih kecil dan kelak akan tumbuh dewasa, sedangkan di bawah dinding itu ada peninggalan berharga milik ayahnya.
Alasan utama Nabi Khidr merenovasi rumah itu untuk kepentingan dua anak yatim tersebut adalah karena dahulu ketika sang ayah masih hidup beliau adalah seorang laki-laki yang shaleh (Alkahfi: 82).
Umar bin Abdul Aziz mengatakan: "Tidaklah meninggal seorang mukmin yang baik, melainkan Allah akan menjaga anak-anak dan keturunannya".
Sa'id bin Musayyib berkata kepada seorang anak laki-lakinya: "Wahai anakku! Aku sengaja memperbanyak shalatku karena kepentinganmu. Aku berharap dengan shalatku Allah berkenan menjaga dan melindungimu"
Para Ayah dan Ibu...
Menjadi ayah dan ibu yang baik, shaleh/shalehah tidak kalah pentingnya dibanding ayah dan ibu pekerja keras dan penuh tanggung jawab.
ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما
بروا اباءكم تبركم ابناؤكم
Yala, 1 November 2022